REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani Champion Bawang mengapresiasi pemerintah sebab dicoretnya 74 importir bawang yang nakal ke dalam catatan hitam (blacklist). Langkah tersebut dinilai cukup baik mengingat Indonesia tengah bersiap melangsungkan wajib tanam bagi importir dan program tanam guna menggenjot proses swasembada bawang putih hingga 2021.
Anggota Petani Champiom Bawang, Tunov Mondro Atmojo mengatakan, dengan adanya blacklist tersebut, pihaknya saat ini tidak lagi bergantung pada importir nakal. Sehingga, petani cukup merasakan keleluasaan dalam meraih untung penjualan hasil pertanian yang diproduksi. Ia menjelaskan, selama lebih dari 23 tahun nasib bawang putih lokal terbengkelai akibat gempuran impor.
"Kami rasa program tanam bawang sudah berada di track yang tepat," kata Tunov dalam keterangan pers, Kamis (4/7).
Beberapa daerah sentra bawang putih yang sempat mati, lanjut Tunov, kini mulai terlihat kembali bergeliat. Dia mencontohkan, dulu lereng gunung Sumbing, Sindoro, Merapi, Merbabu, Andong hingga Telomoyo adalah kawasan bawang putih. Puluhan tahun lamanya sentra bawang putih seperti Kecamatan Kaliangkrik, Kajoran, Sawangan, Windusari, Parakan, Petarangan, Pakis hingga Getasan Semarang tidak berproduksi. Namun saat ini, upaya pemerintah menghidupkan kembali sentra tersebut diharapkan mampu konsisten.
"Yang menarik, importir bisa dirangkul untuk sama-sama tanam bawang putih bermitra dengan petani. Impor bawang putih dikendalikan, sambil produksi dalam negeri juga ditingkatkan," kata dia.
Meski kebijakan tersebut berjalan baik, dia menilai pemerintah masih membutuhkan perbaikan di sana-sini. Biasanya, kata Tunov, importir yang kecewa atau sakit hati karena terkena dampak dari kebijakan ini suka membuat berita-berita tidak benar.
Seperti dimetahui, Kementan tercatat sukses mempertahankan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) atas laporan keuangan yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama tiga tahun berturut-turut. Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian pada 2013-2018 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) meningkat mencapai Rp 1.328,4 triliun. Diharapkan, program tanam bawang putih dapat memenuhi skala kebutuhan domestik secara menyeluruh.