Ahad 30 Jun 2019 17:11 WIB

BKP Kementan Jabar Lepas Ekspor Produk Pertanian

Ekspor pertanian Jabar terus meningkat setiap tahunnya.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Kepala Badan Karantina Pertanian (Berantan) Ali Jamil (kanan) melepas ekspor jahe dan kopi Kabupaten Bandung
Foto: Humas Kementan
Kepala Badan Karantina Pertanian (Berantan) Ali Jamil (kanan) melepas ekspor jahe dan kopi Kabupaten Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, RANCAEKEK -- Badan Karantina Pertanian (BKP), Kementerian Pertanian (Kementan) melepas ekspor produk pertanian di wilayah Jawa Barat (Jabar), Ahad (30/6) di Rancaekek, Kabupaten Bandung. Komoditas yang dikirim yaitu jahe sebanyak 54 ton ke Bangladesh, kopi sebanyak 19.2 ton ke Korea Selatan dan makanan kering 210 ton dengan tujuan Filipina.

Nilai ekspor produk jahe sebesar Rp 680 juta, kopi sebesar Rp 1.64 miliar dan produk makanan kering sebesar Rp 6.6 triliun. Sedangkan nilai ekspor komoditas pertanian Bandung pada 2018 sebesar Rp 1.6 triliun dan pertengahan 2019 saat ini mencapai Rp 3.3 triliun.

Baca Juga

Kepala Badan Karantina Pertanian (BKP), Ali Jamil mengatakan jahe dan kopi yang ekspor ke Bangladesh dan Korea Selatan merupakan produk petani yang berasal diantaranya dari Kabupaten Bandung, Ciamis, Garut, Tasikmalaya dan Sumedang. Diharapkan, frekuensi pengiriman produk bisa terus naik dan bertambah.

"Kalau bisa jual jahe (juga) dalam bentuk bumbu atau jadi. Termasuk untuk frekuensi pengiriman dan buka pasar baru," ujarnya kepada wartawan saat pelepasan produk ekspor di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Ahad (30/6).

Dirinya mengapresiasi ekspor yang baru berjalan setengah tahun namun sudah bisa melebihi target dari tahun 2018 lalu. Pihaknya mengapresiasi kinerja yang dilakukan oleh jajaran Badan Karantina Pertanian (BKP). "Nilai ekspor kita tiap tahun terus meningkat," katanya.

Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung, Iyus Hidayat mengatakan meski bukan komoditas pertanian. Namun, jaminan terhadap kesehatan dan keamanan harus dilakukan pada ekspor makanan kering.

Dirinya mengungkapkan pihaknya terus berupaya agar komoditas pertanian yang diekspor bisa dikawal dengan baik. Serta mewujudkan Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.

Salah seorang eksportir jahe, Toriq Mahmud mengatakan tiap pekan mengekspor jahe dan dalam satu bulan mengekspor empat kali. Menurutnya, pihaknya masih kekurangan jahe untuk dikirim ke Bangladesh.

"Sebulan itu saya bisa ngirim 150 ton per bulan. Kalau digabungkan semua eksportir jahe bisa lebih dari 2.000 ton sebulan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement