REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II (Persero) menyebut Bandara Internasional Kertajati siap melayani penerbangan domestik dengan pesawat jet. Seluruh fasilitas dan layanan di sejumlah area seperti keberangkatan dan kedatangan, hingga transportasi publik sudah tersedia saat penerbangan domestik beroperasi di Kertajati.
VP of Corporate Communications Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan sejumlah persiapan sudah dilakukan supaya pengalihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Kertajati berjalan mulus dan lancar. “Kami memohon dukungan masyarakat agar penerbangan di Kertajati berjalan lancar serta sesuai dengan yang kita harapkan," ujarnya dalam keterangan tulis, Sabtu (29/6).
Executive General Manager Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Kertajati Ibut Astono mengatakan fasilitas utama dan fasilitas pendukung sudah siap untuk melayani penerbangan. Sejumlah area keberangkatan, terdapat banyak jumlah meja check-in yakni mencapai 26 unit agar penumpang dapat cepat memproses keberangkatan dan mendukung kelancaran penerbangan.
"Selain meja check-in, terdapat enam unit mesin self check-in yang dapat semakin mempersingkat waktu penumpang dalam memproses keberangkatan," ucapnya.
Kertajati juga dilengkapi dengan 77 unit flight information display system (FIDS) yang menginformasikan jadwal penerbangan, lalu untuk memantau keamanan bandara ini memiliki 294 unit CCTV. Adapun fasilitas pendukung di lokasi pemeriksaan penumpang pesawat (security check point/SCP) terdapat 12 unit x-ray, 10 unit walkthrough metal detector (WMTD), serta puluhan handheld metal detector.
Angkasa Pura II juga mengoperasikan enam unit garbarata yang menghubungkan terminal keberangkatan dengan pintu pesawat, guna mempermudah proses penumpang naik pesawat (boarding). "Di area kedatangan, baggage handling system (BHS) dilengkapi dengan 4 baggage claim conveyor yang mengantar bagasi dari pesawat ke penumpang," jelasnya.
Ketika tiba di Kertajati, penumpang pesawat dapat memilih beragam alternatif moda transportasi publik guna tiba di tujuan akhir. Hingga saat ini terdapat 11 operator transportasi publik yang melayani rute dari dan ke Kertajati.
"Seluruh operator transportasi publik yang mengoperasikan bus dan angkutan travel itu juga memberikan diskon tarif sebagai bentuk dukungan mereka bagi kesuksesan Kertajati dan masyarakat luas," ucapnya.
Dari sisi keamanan dan keselamatan penerbangan, Kertajati dilengkapi sebanyak enam unit kendaraan yang dioperasikan oleh unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK). Sementara itu untuk sisi udara (airside), Kertajati dilengkapi 4 parking stand untuk pesawat berbadan lebar (wide body) dan 18 parking stand untuk pesawat berbadan sedang (narrow body). Bandara ini juga memiliki runway dengan dimensi 3.000x60 meter.
Di sisi logistik, area pelayanan kargo di Kertajati juga sudah siap dioperasikan untuk melayani seluruh penerbangan, termasuk bisnis kargo maskapai. PT Angkasa Pura Kargo (APK), anak usaha dari AP II, mengelola gudang kargo domestik seluas 2.240 meter persegi di Kertajati. Direktur Utama Angkasa Pura Kargo Denny Fikri mengatakan gudang kargo di Kertajati dilengkapi fasilitas untuk menunjang keamanan dan keselamatan penerbangan.
“Gudang kargo yang dikelola APK ini dilengkapi fasilitas standar untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan, seperti x-ray dan sebagainya. Kami pastikan juga bahwa gudang kargo ini siap untuk menunjang bisnis logistik maskapai.”
“APK sendiri memperkirakan jumlah kargo yang akan dikelola di Kertajati pada tahun pertama 2019 ini mencapai 85.000 kg per bulan, dengan asumsi 20 penerbangan setiap minggunya,” ujarnya.
Bandara Kertajati akan mulai melayani penerbangan domestik dengan pesawat jet pada 30 Juni 2019. Pada tanggal itu, penerbangan Air Asia Indonesia akan take off (rute Kertajati-Denpasar) dan Garuda Indonesia landing (rute Denpasar-Kertajati).
Adapun seluruh penerbangan domestik dengan pesawat jet akan pindah dari Husein Sastranegara ke Kertajati paling lambat 1 Juli 2019. Bandara Kertajati saat ini memiliki kapasitas 5 juta penumpang per tahun, dan nantinya dilakukan pengembangan hingga kapasitas meningkat menjadi sekitar 29,3 juta penumpang per tahun.