REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengadakan rapat koordinasi yang mengenai Penguatan Ekonomi Desa melalui Pengembangan Desa Wisata. Staf ahli Menteri Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal Kemendes PDTT Ekatmawati mengatakan saat ini pariwisata di Indonesia sedang booming.
Banyak daerah yang tadinya tidak disangka bisa menjadi daerah wisata kemudian berubah menjadi tempat wisata yang terkenal. "Karena itulah rapat koordinasi ini menjadi penting untuk mencari dan menggali potensi wisata yang ada di desa di Indonesia yang jumlahnya mencapai angka lebih dari 70 ribu desa," katanya.
Ekatmawati mengatakan pembangunan desa termasuk di dalamnya sektor wisata juga dilatar belakangi Nawacita ke-3 yaitu membangun dari pinggiran. Menurut dia, upaya pembangunan desa di sektor wisata menjadi langkah yang cukup baik untuk belajar dari Kabupaten Banyuwangi.
Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal Kemendes PDTT Ekatmawati membuka Rapat Koordinasi Penguatan Ekonomi Desa Melalui Pengembangan Desa Wisata di Banyuwangi, Rabu
"Perlu dipelajari karena kabupaten ini bisa setenar saat ini di mana wisata yang ada di sini sudah terkenal di internasional, memiliki 99 event yang bisa dilihat di web apa saja event tersebut. Karena itu kita ingin menggali dan belajar dari Banyuwangi,” katanya.
Ekatmawati menambahkan hasil rakor ini diperlukan untuk direkomendasikan kepada menteri supaya bisa mengarahkan penggunaan dana desa termasuk di dalamnya pembangunan wisata di desa. Sektor pariwisata dianggap sebagai salah satu cara untuk membangun kemandirian dan kesejahteraan desa.
"Kemendes nantinya akan memberi pengarahan pada desa-desa tersebut dalam memanfaatkan potensi yang ada," katanya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas PMD Kabupaten Banyuwangi Kusyadin mengatakan desa wisata yang ada di Banyuwangi akan sangat terbantu perkembangannya dengan diadakannya acara seperti rapat koordinasi seperti yang diadakan Kemendes ini. Menurutnya, secara kelembagaan memang belum banyak desa yang menjadi desa wisata di Banyuwangi.
Namun, melihat pernik-pernik potensi wisata yang ada, banyak desa yang sudah memenuhi persyaratan sebagai desa wisata. Dia menuturkan kesiapan Banyuwangi dengan sektor wisata terutama desa wisata bisa dilihat dari bandara yang ada di Banyuwangi.
"Sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta, Surabaya bahkan dari Kualalumpur, dan dalam waktu dekat akan dibuka penerbangan langsung dari Manado dan Makasar. Berdasar data yang ada, dalam satu hari, bandara menerima 1.000-1.200 orang paling tinggi 1.400 orang yang berkunjung ke Banyuwangi," katanya.
Guna menambah pesonanya, Kabupaten Banyuwangi akan terus menambah event-event baik yang berskala nasional dan internasional. Event-event tersebut akan melibatkan masyarakat desa yang notabene adalah masyarakat yang tinggal di desa wisata atau yang belum menjadi desa wisata.
"Selain itu juga, menambah wisata kuliner dan penginapan-penginapan yang ada," katanya.