REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Huawei Technologies Co Ltd Cina telah mendapat pukulan yang lebih keras dari yang diperkirakan karena larangan AS. Perusahaan memangkas ekspektasi pendapatan untuk tahun ini.
Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei mengatakan, larangan itu akan menghilangkan pendapatan sebesar 30 miliar dolar AS. Ini pertama kalinya Huawei menghitung dampak tindakan AS, setelah berminggu-minggu komentar yang menantang dari eksekutif perusahaan yang mempertahankan Huawei secara swasembada.
Amerika Serikat telah menempatkan Huawei pada daftar hitam ekspor dengan alasan masalah keamanan nasional. Pemerintah melarang pemasok AS untuk menjual kepada pembuat peralatan telekomunikasi terbesar kedua di dunia dan pembuat smartphone nomor dua, tanpa persetujuan khusus.
Perusahaan itu membantah produknya menimbulkan ancaman keamanan. Larangan itu telah memaksa perusahaan, termasuk Google Alphabet Inc dan perancang chip Inggris ARM untuk membatasi atau menghentikan hubungan mereka dengan perusahaan Cina tersebut.
Huawei tidak menyangka bahwa tekad AS untuk memecahkan perusahaan akan begitu kuat dan begitu meresap, kata Ren, berbicara di kantor pusat perusahaan Shenzhen pada Senin (17/6).
"Kami tidak menyangka mereka akan menyerang kami dalam begitu banyak aspek," kata Ren.
Dia menambahkan bahwa perusahaan memperkirakan kebangkitan dalam bisnis pada 2021. “Kami tidak dapat memperoleh pasokan komponen, tidak dapat berpartisipasi dalam banyak organisasi internasional, tidak dapat bekerja sama dengan banyak universitas, tidak dapat menggunakan apa pun dengan komponen AS, dan bahkan tidak dapat membuat koneksi dengan jaringan yang menggunakan komponen tersebut," jelasnya.
Huawei, yang menghasilkan pendapatan 104 miliar dolar AS tahun lalu, memperkirakan pendapatan sekitar 100 miliar dolar AS tahun ini dan selanjutnya, kata Ren. Ini turun dibandingkan dengan target awal untuk pertumbuhan pada tahun 2019 antara 125 miliar dan 130 miliar dolar AS, bergantung fluktuasi mata uang asing.
Pemerintahan Trump melempar sanksi pada Huawei pada saat pembicaraan perdagangan AS-Cina, mendorong pernyataan dari para pemimpin Cina tentang kemajuan negara dalam mencapai swasembada dalam bisnis semikonduktor utama. Huawei juga mengatakan akan meluncurkan sistem operasi Hongmeng (OS), yang sedang diuji, dalam waktu sembilan bulan jika diperlukan, karena ponselnya akan terputus dari pembaruan OS Android Google setelah larangan tersebut.
Negroponte, pendiri Lab Media Institut Teknologi Massachusetts, mengatakan larangan AS adalah suatu kesalahan. “Presiden Trump telah mengatakan di depan umum bahwa dia akan mempertimbangkan kembali Huawei jika kita dapat membuat kesepakatan perdagangan. Jadi jelas itu bukan tentang keamanan nasional, ini tentang sesuatu yang lain,” kata Negroponte.
Namun penjualan smartphone Huawei telah dilanda ketidakpastian. Ren mengatakan pengiriman smartphone internasional perusahaan itu anjlok 40 persen. Sementara dia tidak memberikan jangka waktu, seorang juru bicara menjelaskan CEO mengacu pada bulan lalu.