Senin 17 Jun 2019 13:40 WIB

PGN Gagas Kebut Pelanggan Baru

PGN terus agresif melakukan akuisisi pelanggan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada periode triwulan I tahun 2019.
Foto: PGN
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada periode triwulan I tahun 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Unggul Regantris Digdjojo, Industri manufaktur peleburan dan ekstruksi aluminium profile di Menganti-Gresik, teraliri gas alam terkompresi (CNG) dari Perusahaan Gas Negara (PGN) Group pada hari-hari pertama setelah libur Idul Fitri berakhir.

PT Unggul Regantris Digdjoyo yang berlokasi di Jalan Pelemwatu No 199 Menganti, Gresik Jawa Timur berlangganan Compressed Natural Gas (CNG) dari PT Gagas Energi Indonesia Regional 2 (“PGN Gagas”) dengan volume minimum 30 ribu meter kubik per bulan. PT Unggul Regantris Digdjoyo (URD) merupakan salah satu pelanggan sinergi GAGAS dengan PGN Area Surabaya.

Baca Juga

Diawali dengan berlangganan CNG, PT Unggul akan segera menerima aliran gas alam lewat jaringan pipa PGN pada akhir tahun 2019. Hal ini sesuai komitmen Gagas Energi Indonesia sebagai anak perusahaan PGN untuk terus meningkatkan value terhadap produk gas bumi melalui moda CNG dan terus agresif melakukan akusisi pelanggan.

Selama ini, PT Unggul  Regantris Digdjojo (PT URD) menggunakan bahan bakar batubara dan solar. Sebagai upaya perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih bersih, sehat, bebas polusi, dan ramah lingkungan, maka PT URD memilih Energi Baik berupa CNG dari grup Perusahaan Gas Negara.

Business & Development Manager PT URD, Andre Hartawan mengemukakan penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar utama produksi dinilai kurang efisien dan menjadi faktor utama penyebab berbagai kendala terhadap produktivitas mesin dan kualitas produk itu sendiri.

“Dengan adanya gas alam sebagai sumber bahan bakar utama, hal pertama yang dapat kami rasakan secara langsung adalah peningkatan signifikan terhadap cleanliness area produksi sehingga meja-meja produksi tidak mudah tertutup debu batubara yang dapat menurunkan kualitas produk,” terangnya.

Andre juga mengatakan penggunaan gas alam juga meningkatkan produktivitas pabrik sehingga lebih efisien dan efektif. Ia mengemukakan contoh pada mesin oven saat memakai batubara dibutuhkan waktu ageing (pematangan produk) sekitar 8-9 jam sementara dengan memakai gas alam dibutuhkan waktu ageing hanya sekitar 4 jam.

“Tentu hal ini menjadi faktor yang sangat berpengaruh baik dan signifikan terhadap produktivitas kami,” ujar Andre.

Andre Hartawan menegaskan keyakinannya bahwa melakukan investasi peralihan bahan bakar dari batubara ke gas alam merupakan investasi yang tepat dan menguntungkan. Terutama dalam mendukung visi misi perusahaan untuk terus berkarya dan melakukan ekspansi produk-produk ekspor ke mancanegara.

PT URD memiliki lahan pabrik dan gudang seluas 2,7 hektare (ha) di Jalan Raya Pelemwatu No 199, Menganti-Gresik dan mulai berjalan soft production pada tanggal 9 Januari 2019. URD mempunyai bidang produksi yang lengkap, mencakup dari hulu yaitu peleburan skrap aluminium menjadi billet dan ekstrusi aluminum profile hingga ke hilir yaitu finishing product.

Kapasitas produksi hingga saat ini mencapai 300 ton per bulan dan akan terus ditingkatkan seiring dengan ekspansi mesin-mesin produksi baru.

Produk-produk profile aluminium yang dihasilkan berupa hollow pipa kotak, hollow pipa oval, pipa polos, pipa garis, rel gorden, showcashe dan beberapa produk lain. Produk profile aluminium tersebut umumnya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti jemuran, etalase, rak piring, alat pel (pembersih lantai), dan lain-lain.

PT Unggul Regantris Digdjoyo (URD) mendistribusikan hasil produknya ke beberapa wilayah seperti Jawa Timur (Surabaya dan sekitarnya), Jawa Tengah (Semarang dan Yogyakarta), dan Kalimantan Selatan (Banjarmasin dan sekitarnya).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement