Selasa 11 Jun 2019 16:51 WIB

Ubud Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Kuliner Dunia

Ubud akan dijadikan contoh destinasi wisata kuliner di wilayah lain di Indonesia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nur Aini
Ubud, Bali.
Foto: Republika
Ubud, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, bakal ditetapkan sebagai destinasi wisata gastronomi atau kuliner kelas dunia. Saat ini, Ubud tengah menjalani proses sertifikasi oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO).

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, penetapan Ubud sebagai destinasi gastronomi tersertifikasi internasional bakal menjadi contoh bagi destinasi kuliner di wilayah lain di Indonesia. 

Baca Juga

“Secara holistik penetapan dan penilaian Ubud sebagai destinasi gastronomi merupakan yang pertama di dunia. Dan ini menjadi contoh untuk daerah lainnya seperti Bandung dan Joglosemar (Yogya, Solo, Semarang),” kata Arief dalam Jumpa Pers di Kantor Kementerian Pariwisata, Selasa (11/6).

Arief menjelaskan, terdapat tiga tahapan penting dalam proses mengangkat Ubud menjadi destinasi gastronomi dunia. Pertama, yakni melakukan inventarisasi aset dan atraksi gastronomi termasuk memetakan kesiapan industri dan pelaku usaha yang kemudian dibukukan dalam sebuah laporan dan diajukan ke UNWTO. 

Tahapan tersebut, menurut Arief telah dilalui dan memakan waktu sekitar 1,5 tahun. Buku laporan tersebut dinilai telah sesuai dengan standar UNWTO sehingga sertifikasi dapat dimulai. 

Kedua, kata Menpar, penilaian oleh UNWTO. Penilaian dilakukan dari proses verifikasi dan analisis melalui metode yang cukup detail. Penilaian itu termasuk, 600 wawancara kepada semua stakeholders gastronomi, food and beverages, produsen, hotel, restoran, chefs, inisiator food festival, pemerintah daerah, penyedia transportasi, akademisi, dan wisatawan lokal juga asing. 

“Proses di lapangan akan berlangsung delapan hari di Ubud, Gianyar, dan sekitarnya, sedangkan questionares akan dilakukan online dan offline selama tiga minggu. Pada tahap ini juga dilakukan perencanaan dan strategi rekomendasi,” ujarnya. 

Selanjutnya yang ketiga yakni rekomendasi yang perlu diterapkan dan dilakukan oleh para pemangku kepentingan terkait untuk kemudian dilakukan penilaian kedua. Arief mengatakan, penilaian kedua dijadwalkan pada Agustus 2019 mendatang. 

Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Vita Datau, mengatakan jika semua proses dilakukan dengan benar, maka Ubud dapat ditetapkan sebagai destinasi wisata gastronomi prototype UNWTO. 

Ia menerangkan, untuk dapat dinyatakan sebagai prototype, terdapat lima kriteria standar untuk destinasi gastronomi UNWTO. Lima kriteria itu di antaranya yakni kuliner yang telah menjadi gaya hidup setempat, produk lokal kuliner, budaya dan sejarah di balik kuliner, cerita di balik makanan, serta nutrisi dan kesehatan.

Penerapan standar tersebut dinilai penting karena akan menjadi tolak ukur bagi Indonesia. Setelah Bali ditetapkan, selanjutkan tim akan fokus mempersiapkan Bandung di Jawa Barat serta Joglosemar di Jawa Tengah dan Yogyakarta. 

“Indonesia kaya dengan beragam potensi karena luas geografis dan bentang alamnya sangat bervariasi. Gastronomi ini yang paling mungkin memberikan kesejahtetaan dari hulu sampai hilir, sehingga masyarakat merasakan dampaknya,” katanya.

Sementara itu, Project Specialist UNWTO Aditya Amaranggana, mengatakan, selama proses sertifikasi, pihaknya juga akan meninjau kerja sama antara sektor swasta dan pemrintah dalam mengelola Ubud sebagai destinasi gastronomi. Menurutnya, terdapat banyak wawancara yang bakal dilakukan pelaku usaha kuliner setempat untuk benar-benar memastikan Ubud sebagai prototype destinasi gastronomi UNWTO. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement