Ahad 09 Jun 2019 12:34 WIB

Ekonom: Inflasi Ramadhan 2019 Terdistribusi di Bulan Mei

Harga tiket pesawat memberikan andil besar terhadap inflasi.

Rep: Dedi Darmawan Nasution/ Red: Muhammad Hafil
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis laju inflasi nasional bulan Mei pada Senin (10/6) besok. Inflasi Mei bertepatan dengan momen Bulan Ramadhan 1440 H di mana harga-harga kebutuhan pokok dan sejumlah komponen inflasi lainnya mengalami kenaikan harga.

Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual, memprediksi inflasi nasional pada Mei 2019 diperkirakan mencapai 0,48 persen secara bulanan atau 3,11 persen secara tahunan. Prediksi tersebut lebih tinggi daripada realisasi inflasi baik bulan Mei 2018 maupun Mei 2017 yang masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,39 persen.

Baca Juga

"Tahun lalu, inflasi Ramadhan terdistribusi di dua bulan (Mei-Juni) tahun ini sepertinya 90 persen akan terdistribusi pada bulan Mei," kata David kepada Republika.co.id, Ahad (9/6).

Sebagai catatan, pada 2017-2018, Ramadhan dimulai pada akhir dan pertengahan Mei dan berakhir di bulan Juni. Sementara, pada tahun ini, Ramadhan telah dimulai sejak 6 Mei 2019 sehingga mayoritas pergerakan harga-harga barang terjadi pada Mei lalu.

David mengatakan, pada Ramadhan kali ini, sumbangan inflasi dari tingginya harga tiket pesawat yang merupakan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan kemungkinan masih cukup besar. "Transportasi udara juga berkontribusi pada kenaikan inflasi Mei," ujarnya.

Pada April 2019, BPS melaporkan bahwa harga tiket pesawat telah memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Adapun secara tahunan, sejak April 2018-April 2019 harga tiket pesawat mengalami inflasi sebesar 2,83 persen.

Selain itu, dari kelompok bahan makanan, David mencatat harga komoditas beras tergolong stabil. Namun, diluar beras, komoditas hortikultura seperti cabai merah dan bawang-bawangan mengalami kenaikan harga selama Ramadhan. Karena itu, kelompok bahan makanan juga masih akan menjadi pendorong kenaikan inflasi.

Kendati demikian, David menilai, jika diurut dalam tren lima tahun terakhir, laju inflasi Ramadhan saat ini cenderung rendah karena tetpa berada di bawah 1 persen. "Lima tahun terakhir, dari lebaran ke lebaran inflasi cenderung turun. Stabilnya nilai tukar rupiah juga membuat inflasi Ramadhan tidak terlalu tinggi," kata David.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan, harga komoditas pangan tidak perlu dikhawatirkan karena pada waktunya dapat menyumbang deflasi ketika musim panen tiba. Namun, yang menjadi masalah yakni pada harga tiket pesawat yang saat ini tidak dapat kembali kepada harga sebelum adanya kenaikan besar-besaran.

Meski begitu, Darmin meyakini, inflasi pada Mei yang menjadi pusat konsentrasi momen Ramadhan dan jelang Ramadhan masih akan tetap stabil. "Inflasi tidak akan jauh dari seperti di tahun lalu, tapi bisa saja meleset. Tapi, tidak akan jauh," kata Darmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement