REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen Lebaran menjadi salah satu ajang perputaran uang di daerah. Hal ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah saat Lebaran.
Daerah daerah yang menjadi tempat perputaran uang tersebut antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan sebagian di Sumatera (Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan). Sisanya mengalir ke daerah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menjelaskan jika setiap rumah tangga rata-rata membawa uang paling sedikit Rp 4 juta maka uang yang mengalir ke daerah pada musim Lebaran tahun ini diperkirakan mencapai Rp 9,7 triliun. Uang tersebut belum termasuk remintasi dari TKI Indonesia yang bekerja di luar negeri yang berjumlah hampir sembilan juta orang.
"Memang kita agak sulit membuat perhitungan gaji TKI kita di luar negeri karena masing masing negara berbeda-beda. Akan tetapi kita jika kita membuat perhitungan yang sangat sederhana saja para TKI kita mengirimkan Rp 1 juta per orang menjelang Idul Fitri tahun ini maka daerah akan menerima perputaran tambahan sebesar Rp 9 triliun, walaupun kecenderungannya dana tersebut tidak akan dibelanjakan semua," kata Sarman melalui keterangan tertulisnya, Kamis (6/6).
Ia menilai dengan momen tersebut maka ekonomi daerah akan bergerak dan bergairah. Belanja konsumsi masyarakat ini akan mampu memberikan kontribusi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua yang diperkirakan dapat mencapai 5,2 persen.
"Momentum perayaan Idul Fitri tahun ini diharapkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan kedua karena hampir 60 persen bersumber dari konsumsi masyarakat," sebutnya.
Konsumsi masyarakat di daerah akan banyak berputar di sektor pariwisata, oleh-oleh khas daerah, aneka produk UKM seperti makanan/kuliner dan kerajinan daerah, batik dan uang saku untuk keluarga yang ditinggalkan. Masa liburan Lebaran tahun ini yang mencapai 11 hari sangat mendukung perputaran uang di daerah karena para pemudik lebih leluasa untuk mengatur jadwal wisata di daerah masing masing dan membelanjakan uang yang dibawa yang bersumber dari gaji, THR, bonus dan tabungan selama setahun.
"Namun karena habis Idul Fitri langsung memasuki tahun ajaran baru yang memerlukan biaya masuk sekolah maka terbuka kemungkinan para pemudik agak sedikit ngerem dan selektif dalam membelanjakan uangnya," tutupnya.