Kamis 06 Jun 2019 16:25 WIB

Hari Pertama Lebaran, Ada 28 Laporan Pilot Lihat Balon Udara

Balon udara membahayakan industri penerbangan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Teguh Firmansyah
Direktur AirNav Indonesia Novie Riyanto saat sesi wawancara dengan Republika di Kantor AirNav Indonesia, Tangerang, Banten, Selasa (19/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur AirNav Indonesia Novie Riyanto saat sesi wawancara dengan Republika di Kantor AirNav Indonesia, Tangerang, Banten, Selasa (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Airnav Indonesia kembali menemukan balon udara liar yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan. Hal tersebut selalu terjadi setiap tahunnya karena terdapat kebudayaan menerebangkan balon udara saat Bulan Syawal di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto mengatakan pada hari pertama Lebaran Idul Fitri 1440 H terdapat 28 laporan pilot yang melihat balon di ketinggian bervariasi.

Baca Juga

"Kami menghimbau masyarakat untuk tidak menerbangkan balon udaara liar, karena sangat membahayakan keselamatan penerbangan,” kata Novie di Jakarta, Kamis (6/6).

Padahal selama ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara Pada Kegiatan Budaya Masyarakat. Pada aturan tersebut, kata Novie, balon udara tradisional boleh diterbangkan dengan ketentuan ditambatkan dengan tali maksimal sepanjang 125 meter dari tanah.

Selain itu, Novie menjelaskan ukuran balon juga maksimal hanya diperbolehkan dengan diameter empat meter dan tinggi tujuh meter. Dia menambahkan, setiap kegiatan penerbangan balon udara juga harus meminta izin kepada otoritas bandara dan pemerintah daerah.

Selama ini, Novie memastikan Airnav sudah melakukan sosialisasi ketentuan tersebut ke daerah-daerah yang memiliki kebiasaan menerbangkan balon. “Tahun ini sepanjang bulan Ramadhan yang lalu kami sosialisasi ke Wonosobo, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, hingga ke Ponorogo, Jawa Timur,” jelas Novie.

Dia menjelaskan, bahkan sosialisasi dilakukan mulai dari kecamatan, komunitas balon, pemuka agama hingga ke sekolah-sekolah. Bahkan, kata Novie, Airnav akan menggelar Java Balon Festival 2019 di Pekalongan dan Wonosobo pada pekan depan.

“Sebagai bagian dari upaya sosialisasi balon udara yang aman dan sesuai ketentuan PM 40 tahun 2018, kami mengadakan festival balon. Ini yang kedua setelah tahun sebelumnya kami adakan. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak lagi menerbangkan balon liar, tapi ikut di festival ini,” ungkap Novie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement