Jumat 31 May 2019 12:46 WIB

Uber Laporkan Kerugian 1 Miliar Dolar AS

CEO Uber harus meyakinkan investor bahwa Uber dapat menghasilkan keuntungan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Aplikasi ‘berbagi taksi’ atau ‘ridesharing’ seperti Uber dan industri taksi akan ditinjau oleh komisi khusus transportasi NSW.
Foto: abc news
Aplikasi ‘berbagi taksi’ atau ‘ridesharing’ seperti Uber dan industri taksi akan ditinjau oleh komisi khusus transportasi NSW.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Uber Technologies Inc melaporkan kerugian 1 miliar dolar AS dan kenaikan 20 persen pada pendapatan pada Kamis (30/5) dalam laporan kuartalan pertamanya sebagai perusahaan publik. Angka ini sejalan dengan perkiraan perusahaan kendaraan daring tersebut.

Pendapatan 3,1 miliar dolar AS sesuai dengan ujung kisaran tertinggi dari perkiraan Uber untuk kuartal ini dan kerugian 1,0 miliar dolar AS dibandingkan dengan perkiraan perusahaan sebesar 1,0 miliar hingga 1,11 miliar dolar AS.

Direktur Keuangan Uber, Nelson Chai mengatakan perusahaan telah mulai melihat "harga yang kurang agresif" oleh para pesaing. Saham berfluktuasi dalam perdagangan setelah jam kerja, naik 1,6 persen pada satu titik.

Dengan perdagangan harga sahamnya lebih dari 10 persen di bawah harga IPO 45 dolar, CEO Uber Dara Khosrowshahi harus meyakinkan investor bahwa Uber dapat menghasilkan keuntungan. Hal ini mengingat ketergantungannya pada insentif pengendara dan kompetisi di semua bagian bisnisnya, mulai dari mobil hingga pengiriman makanan hingga pengiriman barang.

Hasilnya menunjukkan perusahaan publik yang baru dapat mencapai target keuangannya sendiri, kemungkinan menawarkan beberapa jaminan kepada investor. Biaya naik 35 persen pada kuartal tersebut, karena perusahaan menghabiskan banyak biaya dalam menjelang IPO awal bulan ini.

Pemesanan kotor, ukuran total nilai kendaraan sebelum biaya pengemudi dan biaya lainnya, naik 34 persen dari tahun lalu menjadi 14,6 miliar dolar AS. Pemesanan naik 3,4 persen dari kuartal sebelumnya, menunjukkan kesulitan merekrut pengendara baru di pasar jenuh.

Uber adalah yang terbesar dari kelompok startup Silicon Valley yang telah go public tahun ini dengan latar belakang aksi jual pasar saham global yang dipicu oleh ketegangan perdagangan baru antara Amerika Serikat dan Cina. Uber juga menghadapi peningkatan regulasi di beberapa negara dan berselisih dengan pengemudinya atas upah.

Pendapatan naik dari kuartal sebelumnya, dan kerugian bersih bertambah dari 865 juta dolar AS di kuartal keempat. Direktur Keuangan Chai mengatakan perusahaan siap untuk terus belanja. "Kami tidak akan ragu untuk berinvestasi untuk mempertahankan posisi pasar kami secara global," ujar Chai.

Uber mengatakan pengguna aktif bulanannya meningkat menjadi 93 juta secara global, dari 91 juta di akhir kuartal keempat.

Kerugian bersih adalah 1,01 miliar dolar AS atau 2,26 dolar per saham. Pada kuartal pertama yang berakhir 31 Maret dibandingkan dengan laba bersih 3,75 miliar dolar atau 1,84 dolar per saham, setahun sebelumnya, ketika hasilnya dibantu oleh penjualan operasinya ke Grab dan Yandex.

Uber sebelumnya mengatakan pihaknya memperkirakan pendapatan kuartal pertama di kisaran 3,04 miliar hingga 3,1 miliar dolar AS. Sementara tujuh analis yang disurvei oleh Refinitiv IBES memperkirakan pada pendapatan rata-rata 3,04 miliar dolar AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement