REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia jatuh pada akhir perdagangan Senin (14/5). Anjloknya harga minyak dunia ini karena para investor cemas atas meningkatnya gesekan perdagangan global dan serangan terhadap kapal tanker minyak Arab Saudi, yang meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut tentang penurunan permintaan global.
Arab Saudi mengkonfirmasi pada Senin (13/5) bahwa dua kapal tanker minyaknya adalah bagian dari serangan sabotase pada Ahad (12/5) di perairan dekat Uni Emirat Arab, di lepas pantai Emirat Fujairah.
Serangan itu terjadi ketika kapal tanker sedang dalam perjalanan untuk menyeberang ke Teluk. Insiden itu tidak menyebabkan korban atau tumpahan minyak. Namun, itu menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur kedua kapal tersebut.
Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Saudi, Khalid Al-Falih mengecam serangan itu, mengatakan serangan itu bertujuan untuk merusak kebebasan navigasi maritim dan keamanan pasokan minyak kepada konsumen di seluruh dunia.
Gejolak dalam ketegangan perdagangan global telah bergolak di seluruh pasar Amerika Serikat, memicu kekhawatiran akan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Wall Street bersiap untuk hari perdagangan pertama pekan ini dengan aksi jual tajam di semua tiga indeks utama, di antaranya Dow sempat menguap lebih dari 700 poin selama sesi sore hari.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun 0,62 dolar AS menjadi menetap pada 61,04 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, turun 0,39 dolar AS menjadi ditutup pada 70,23 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.