Senin 13 May 2019 16:17 WIB

Pertamina EP Upayakan Kenaikan Produksi dan Lifting

Kuartal II PEP mentargetkan kenaikan produksi sebesar 82 ribu barel minyak per hari.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Pertamina
Foto: borneomagazine.com
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina EP, anak usaha dari PT Pertamina berusaha untuk meningkatkan produksi maupun lifting pada kuartal kedua tahun ini. Direktur Operasi dan Produksi, Pertamina EP, Chalid Said Salim, menjelaskan pada kuartal kedua esok, PEP mentargetkan kenaikan produksi sebesar 82 ribu barel minyak per hari.

Chalid menjelaskan dengan target produksi sebesar itu, perusahaan juga mentargetkan kenaikan lifting menjadi 79,2 ribu barel minyak per hari atau sekitar 95 persen dari produksi minyak. "Angka lifting miyak PEP akan terus diupayakan kenaikannya, diharapkan pada akhir Triwulan II ini akan naik secara signifikan sesuai nominasi," ujar Chalid melalui siaran persnya, Senin (13/5).

Baca Juga

Chalid menjelaskan terdapat beberapa faktor yang menjadi tantangan dalam memenuhi target produksi yang telah ditetapkan antara lain natural decline serta faktor-faktor teknis dan nonteknis lainnya yang mempengaruhi besaran produksi migas tersebut. Ia juga menjelaskan PEP terus berusaha untuk memenuhi target yang telah ditentukan dengan strategi percepatan Rencana Kerja pemboran, Work Over, Well Intervention, Well Optimization, dan penerapan Full Development Secondary Recovery.

"Tentunya PEP membutuhkan koordinasi dan dukungan dari pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional agar dapat mencapai target yang sudah ditetapkan," ujar Chalid.

Pada kuartal pertama kemarin, Pencapaian Produksi migas YTD (year to date) PEP pada Triwulan I tahun 2019 cukup baik dengan produksi minyak sebesar  82,139 BOPD YTD dari target Triwulan I sebesar 83,346 BOPD atau sekitar 98.6  persen. Sementara angka lifting minyak sebesar 78,088 BOPD atau sekitar 94 persen. Untuk realisasi produksi gas sendiri sebesar 972.46 MMSCFD dengan angka lifting sebesar 799.81 atau sekitar 96 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement