REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berbicara tentang pentingnya generasi muda menekuni bidang pertanian. Kreasi dan inovasi mereka sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pertanian Indonesia.
“Sumberdaya manusia pertanian merupakan modal pembangunan yang penting. Kewirausahaan petani muda di pedesaan harus didorong karena minat generasi muda terhadap sektor pertanian saat ini menurun,” kata Amran dalam pertemuan G20 di Prefektur Niigata Jepang pada Ahad (12/5).
Pengetahuan dan keterampilan generasi muda pertanian perlu ditingkatkan. Peningkatan pengetahuan dan teknologi terutama pada petani skala kecil dan generasi muda.Generasi milenial demikian tertarik dengan internet dan teknologi informasi.
Generasi muda dipastikannya pandai menggunakan perangkat teknologi. Keahlian tersebut tak banyak dikuasai generasi tua. “Teknologi penting untuk mendorong kemajuan petani adalah penguatan digitalisasi. Hal ini akan membuka peluang baru pengembangan dan akses terhadap rantai nilai pangan pertanian yang merupakan modal dasar pembangunan sumberdaya manusia,” ujar Amran dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah organisasi pangan dan ekonomi dunia.
Amran menegaskan pentingnya dukungan teknologi digital dalam menghubungkan Indonesia yang merupakan negara kepulauan, sehingga siap memasuki era industri 4.0. Teknologi berbasis internet dimanfaatkan produsen dan konsumen pangan. Hal itu akan membuat mereka terhubung dan memperoleh keuntungan dengan hubungan komunikasi langsung berbasis internet.
Komitmen Indonesia untuk mencapai 17 tujuan sustainable development goals (SDGs) bersamaan dengan tantangan kelaparan dan perubahan iklim yang dihadapi negara-negara di dunia. “Indonesia telah memenetapkan rencana aksi nasional. Di dalamnya terdapat program-program 5 tahun ke depan terkait aktivitas pendukung pencapaian tujuan SDGs di tahun 2030 yang kami tuangkan di dalam peta jalan,” jelas Amran.
Pihaknya membuat program khusus yang modern, holistik dan inovatif dengan beberapa terobosan revolusioner. Karena itu pendapatan nasional Indonesia meningkat 34,3 persen. Investasi asing dalam bentuk foreign direct investment meningkat dramatis hingga 110 persen.
Ekspor pertanian pun naik 29,7 persen, sehingga inflasi pangan turun 8 persen. Di level rumah tangga, angka kematian bayi turun 1,9 persen dan balita dengan gisi buruk pun turun 3 persen. “Dampak makro yang luar biasa kami alami adalah tingkat kemiskinan menjadi satu digit, 9,66 persen,” tegas Amran mengungkapkan capaian pembangunan pertanian yang membanggakan.
Penurunan kasus gizi buruk merupakan dampak postif dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Fasilitas ini mendukung penyediaan bahan pangan pertanian secara mandiri dengan memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumah tinggal.
Nutrisi vitamin dan mineral yang diperlukan balita pada masa pertumbuhan dapat dipenuhi keluarga dengan mengkonsumsi sayur dan buah hasil panen di pekarangan sendiri. Program KRPL sejalan dengan UN Resolution on Family Farming yang bertujuan untuk memperbaiki tingkat ketahanan pangan.
Mendengar paparan tersebut, State Secretary of Agro Industry Argentina, Luis Miguel Etchevehere menyatakan kekagumannya kepada Kementerian Pertanian dan Indonesia secara langsung kepada Amran. Penyampaian itu terjadi di tengah berlangsungnya exhibition tour yang dihadiri seluruh ketua delegasi.