REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Pegiat Pariwisata Indonesia Taufan Rahmadi mengatakan potensi pariwisata halal Indonesia, dan Lombok pada khususnya, dapat dimaksimalkan selama bulan suci Ramadhan. Taufan menyampaikan, Indonesia memiliki prestasi besar dengan menempati peringkat teratas pada Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019.
Prestasi ini seharusnya mendorong pemerintah dan pelaku industri wisata lebih maksimal dalam menggarap pasar pariwisata halal. "Ini menunjukan Indonesia sudah menjadi trendsetter dari pariwisata halal dunia," ujar Taufan di Mataram, NTB, Jumat (10/5).
Mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPB) Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengatakan, Lombok dapat menjadi model dalam konsep pariwisata halal Indonesia.
Meski meraih sejumlah penghargaan, Indonesia dan Lombok pada khususnya masih memiliki beberapa pekerjaan rumah dalam memaksimalkan potensi pariwisata halal. Taufan menyoroti kurang maksimalnya penjualan produk travel wisata halal pada Ramadhan ini.
"Seharusnya pada Ramadhan, jualan produk travel halal sudah dilakukan paling tidak setahun sebelumnya," kata Taufan.
Selain itu, Taufan menilai, varian produk travel wisata halal masih sangat terbatas. Hal ini tak lepas dari kurang pahamnya para pelaku industri wisata dalam menggarap potensi wisata halal.
"Yang harus terus diperbaiki antara lain penguatan branding wisata halal, pembenahan destinasi, penguatan sertifikasi, pengembangan SDM, itu PR besar wisata halal Indonesia dan Lombok," ungkap Taufan.
Taufan menambahkan, momentum Ramadhan seharusnya bisa ditangkap oleh pemerintah daerah dan pelaku industri wisata untuk menawarkan paket wisata halal seperti wisata religi ke tempat-tempat yang kental dengan nuansa Islam di Lombok b
"Tren wisata religi ini bisa disesuaikan dengan keinginan pasar wisatawan. Yang terpenting bagaimana meningkatkan kualitas layanan wisata itu sendiri," kata Taufan menambahkan.