Ahad 05 May 2019 09:00 WIB

Sering Macet, Gangguan di Tol Japek Hingga 60 Kali per Hari

Gangguan di tol Japek dari kecelakaan lalu lintas, patah as roda, hingga pecah ban.

Rep: Febrian A/ Red: Budi Raharjo
Sejumlah kendaraan melintas di dekat proyek pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah kendaraan melintas di dekat proyek pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) kerap kali mengalami kemacetan parah. Salah satu penyebabnya adalah gangguan lalu lintas. PT Jasa Marga cabang Japek mencatat, terdapat hingga 60 gangguan setiap harinya.

"Ada berbagai macam gangguan lalu lintas di jalan Tol Japek," kata General Manajer PT Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman, Sabtu (4/5).

Jenis gangguan itu, kata dia, mulai dari kecelakaan lalu lintas, patah as roda, hingga pecah ban. Tapi, paling banyak, menurut Raddy, yaitu pecah ban. "Memang 60 persen itu akibat pecah ban," kata dia.

Menurut dia, mayoritas truk yang mengalami pecah ban adalah kendaraan besar yang membawa muatan melebihi kapasitas. Untuk mengatasinya, dia mengatakan, pihaknya memiliki sebuah alat mirip sepatu roda untuk mengevakuasi truk yang pecah ban ke pinggir jalan agar bisa segera diperbaiki.

"Kalau ada yang pecan ban, petugas secepat mungkin mengevakuasi ke bahu jalan atau keluar lajur supaya tidak menimbulkan kemacetan," kata dia.

Selain berpotensi pecah ban, kata dia, truk kelebihan muatan menimbulkan masalah lain seperti rawan patah as, hingga merusak infrastuktur jalan karena tekanan berlebihan. "Imbasnya terjadi kepadatan di belakang truk," ujar dia.

Raddy mengaku, selama ini pihaknya bersama kepolisian dan dinas perhubungan telah berupaya mencegah truk over kapasitas tersebut. "Kita lakukan razia setiap dua pekan sekali," ucap dia.

Raddy juga menyebutkan, kepadatan di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek sudah cukup padat. Rasio kepadatan telah mencapai angka 1. Berbagai upaya dilakukan oleh instansi terkait untuk mengurangi kepadatan seperti pembatasan jam operasional kendaraan berat dan pemberlakukan ganjil genap.

Penyebab kepadatan, kata dia, disebabkan adanya proyek strategis nasional yang membuat penyempitan jalur. Adapun proyek itu adalah Tol Jakarta-Cikampek elevated, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement