REPUBLIKA.CO.ID,PANGKAL PINANG -- Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan ekspor lada putih ke Vietnam. Kementan akan mengalihkan pasar lada ke India serta Eropa, agar petani mendapatkan harga jual yang baik untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.
"Negara tujuan ekspor selama ini ke Vietnam dan harus dipotong menjadi ekspor langsung ke India dan Eropa," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat pelepasan ekspor lada putih di perkebunan lada putih Desa Air Seruk Belitung, Sabtu (4/5).
Ia mengatakan penghentian atau pemotongan ekspor lada ke Vietnam, karena selama ini negara tersebut mengolah kembali lada dari Indonesia untuk diekspor kembali ke negara-negara tujuan seperti Eropa dan India. Ke depan pengolahan langsung harus juga dilakukan di Indonesia.
"Kita sudah melakukan negosiasi dengan India. Sekarang sudah bisa masuk ke India. Tadi ke Amerika kemudian Jepang dan Eropa, ini upaya kita semua. Contoh, dulu manggis itu kan transit ke Malaysia dan Singapura. Sayang kan petani kita. Tapi sekarang sudah bisa langsung ke negara Cina," katanya.
Mentan telah memerintahkan Badan Karantina Pertanian agar mendorong semua produk ekspor Indonesia langsung sampai ke negara tujuan atau tidak transit di negara lain. "Itulah mimpi kita. Kita memproduksi dengan kualitas tinggi dan produktivitas tinggi. Kemudian kita melakukan hilirisasinya, nilai tambahnya kita dapat di mana-mana, kemudian kita mengekspor langsung ke negara tujuan," katanya.
Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah mengapresiasi kinerja Kementan melalui Karantina Pertanian Pangkal Pinang yang telah mengawal komoditas unggulan daerahnya ke mancanegara. Ia berharap pemerintah pusat dalam hal ini Kementan memberi perhatian khusus bagi subsektor perkebunan di daerahnya, sehingga kejayaan komoditas pertanian asal Bangka Belitung bisa dikembalikan.
"Produktivitas lada di Bangka Belitung 2,5 ton per hektare. Produksi 2017 sebesar 34 ribu ton, pada 2018 sebesar 36.000 ton, dan 2019 ditargetkan 43.000ton. Ke depannya dengan program Kementan, kami berharap produktivitas dan kualitas bisa naik," kata Abdul Fatah.