Sabtu 27 Apr 2019 06:30 WIB

Berbisnis Sekaligus Berdakwah

Bisnis dapat bertahan karena kreasi dan inovasi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Pemilik Restoran Ayam Bakar Mas Mono, Agus Pramono memberikan materi kewirausahaan kepada peserta Bincang Bisnis Kreatipreneur Republika di Kantor Harian Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Selasa (3/1)
Foto: Republika/Aditya
Pemilik Restoran Ayam Bakar Mas Mono, Agus Pramono memberikan materi kewirausahaan kepada peserta Bincang Bisnis Kreatipreneur Republika di Kantor Harian Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Selasa (3/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis bukan cuma tentang fulus, melainkan juga tulus. Slogan ini diungkapkan oleh seorang Pengusaha, Agus Pramono, pemilik waralaba Ayam Bakar Mas Mono.

"Bisnis itu bukan hanya dibuka, karena setiap hari juga banyak yang buka bisnis," kata Mas Mono, Jumat (26/4).

Baca Juga

Ia mengatakan bisnis bisa bertahan karena kreasi dan inovasi. Apalagi bisnis kuliner saat ini terus menjamur dan masih tetap seksi. Jika hanya bertumpu pada materi, maka bisnis bisa cepat surut.

Mas Mono mengatakan bisnis seharusnya bisa menjadi ladang untuk berdakwah dan memiliki pengaruh sosial. Hal ini ditekankan dalam syariah, bahwa berdagang bukan hanya untuk kesejahteraan pribadi tapi juga kemaslahatan lebih banyak pihak.

Pemilik Radja Cendol alias Randol, Syaputra Kamandanu Sofwan sepakat bahwa bisnis bukan hanya tentang materi. Telah mengalami lika liku kehidupan membuatnya lebih bersyukur dalam menjalani hidup dengan berbisnis.

"Kadang kita memiliki kreativitas, ide, gagasan, tapi tidak eksekusi sama saja bohong," kata pria yang akrab disapa Danu ini.

Mas Mono dan Danu merupakan dua dari beberapa pengusaha yang akan menjadi mentor dalam ajang pencarian pengusaha kreatif bersyariah Deureuham 2019. Mereka akan memberikan tips dan trik untuk menjadi pengusaha yang tidak hanya sukses secara materi.

Deureuham tahun ini juga membuat kategori khusus yakni pengusaha dibidang teknologi. Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah (AFSI), Ronald Yusuf Wijaya meyakini generasi muda Indonesia banyak yang melek dan punya ketertarikan besar pada teknologi. 

Menurutnya, ini harus disambut dengan baik karena kreasi mereka sangat dibutuhkan. Agar membuat Indonesia tidak tertinggal di era digital seperti ini. Ronald yang juga akan menjadi mentor berharap bisa menjaring puluhan pengusaha rintisan bidang teknologi informasi dari Deureuham. 

"Saat ini ada sekitar 120 teknologi fintech syariah di AFSI, mungkin sekitar 30an akan kita arahkan ikut ke Deureuham juga," kata dia pada Republika setelah peluncuran Deureuham 2019. Selain itu, Ronald juga berharap bisa menjaring talenta-talenta baru untuk memperkaya khazanah digital Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement