Senin 22 Apr 2019 21:15 WIB

PTPN VII Luncurkan Teknologi PreciPalm

Teknologi ini akan memberikan rekomendasi perlakuan terhadap tanaman.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani mengangkat kelapa sawit ke dalam pick up untuk dibawa ke pengepul di Kampung Sidodadi, Kab. Siak, Riau, Kamis (10/11).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petani mengangkat kelapa sawit ke dalam pick up untuk dibawa ke pengepul di Kampung Sidodadi, Kab. Siak, Riau, Kamis (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Memanfaatkan citra satelit, PTPN VII didukung Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Pupuk Kaltim meluncurkan PreciPalm di PTPN VII Unit Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Senin (22/4). PresciPalm merupakan penerapan teknologi elektronic farming (e-farming).

PreciPalm merupakan sistem untuk menganalisis data yang ditangkap dari citra satelit ke tanaman (kelapa sawit) yang menghasilkan rekomendasi perlakuan lanjutan. Sistem ini akan memberi petunjuk untuk pemberian pupuk maupun perlakuan tertentu agar tetap sehat dan produktif.

Peluncuran PreciPalm dan juga peresmian uji lapang (demplot) terhadap 87 hektare tanaman sawit di Afdeling II dihadiri Rektor ITB Arif Satria yang juga Komisaris Utama PTPN III Holding, Direktur Utama Pupuk Kaltim Bakir Pasaman, Direktur Pemasaran PTPN III Holding I Kadek Kerthaleksana, dan Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho.

Dirut PTPN VII M Hanugroho mengaku, proyek PreciPalm merupakan penerapan teknologi e-farming ini ia jemput ke ITB dari suatu seminar ilmiah. Meski dalam kondisi sulit, kata dia, inovasi untuk memperbaiki kultur dan kinerja perusahaan harus tetap mendapat perhatian.

“Sekitar setahun lalu, saya dikasih tahu Pak Satria (Rektor IPB), bahwa ada seminar teknologi pemantauan tanaman kelapa sawit berbasis satelit kerjasama IPB dan Pupuk Kaltim. Saya hadir dan langsung saya tangkap. Dan, alhamdulillah hari ini kita launching di sini,” katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (22/4).

Arif Satria mengapresiasi PTPN VII yang langsung merespons hasil penelitian bertajuk PreciPalm dari IPB ini. Ia langsung mengutus beberapa profesor untuk mengeksekusi hasil penelitian. 

Proyek tersebut akan menjadi pintu gerbang industri agro yang memanfaatkan teknologi tinggi. “Di mana, dengan citra satelit, kita bisa mendapatkan data teknis tanaman untuk mendapat perlakuan lanjutan,” ujarnya.

Prof Koedang, pakar agronomi yang juga dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB mengatakan, tingkat presisi hasil penelitian PreciPalm yang sedang terus diperbaiki ini sudah di atas 90 persen. Proyek penelitian PreciPalm ini kerjasama IPB dengan Pupuk Kaltim sejak 2017. Hasilnya sangat baik.

“Uji coba kami di Jawa Barat pada awal periode memang belum seakurat sekarang. Itu terus kita analisis dan perbaiki, dan alhamdulillah sekarang sudah di atas 90 persen. Kami yakin, di PTPN VII ini kita sukses,” kata dia.

Dirut PT Pupuk Kaltim Bakir Pasaman mengatakan, dari PreciPalm dapat memetakan di kebun mana dengan varietas apa membutuhkan pupuk apa dengan dosis berapa. Tentu saja, setiap lokasi akan berbeda kondisinya. Itu karena unsur tanah, curah hujan, dan faktor lingkungan yang tidak sama.

“Dari analisis PreciPalm ini kemudian kita bisa berikan pupuk yang sesuai,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement