Ahad 21 Apr 2019 23:47 WIB

Pengamat: Halal Park Jangan Sebatas Tempat Pamer Produk

Halal Park dinilai langkah awal ideal mendukung industri halal.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kanan) dan Kepala Bekraf Triawan Munaf (kedua kanan) meninjau gerai Halal Park di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kanan) dan Kepala Bekraf Triawan Munaf (kedua kanan) meninjau gerai Halal Park di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (16/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan kawasan Halal Park yang didirikan di kawasan Senayan, Jakarta. Kawasan Halal Park tersebut akan diisi oleh para penyewa di sektor makanan, fesyen, hingga agen-agen pariwisata halal, sekaligus menjadi tempat kreasi seni.

Pengamat Ekonomi Syariah dari Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI, Azis Budi Setiawan, menilai, konsep Halal Park yang menjadi kawasan pertama khusus produk-produk halal tersebut menjadi satu kemajuan positif pemerintah dan harus diapresiasi.

“Ini saya kira langkah awal yang ideal dan harus terus didukung,” kata Azis saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (21/4).

Namun, Azis mengatakan, dalam konsep industri halal dalam lingkup global, Halal Park bukan sebatas menjadi tempat memajang produk-produk halal tetapi juga bagaimana membuat kawasan Halal Park khusus produksi.

“Halal Park khusus kawasan industri di tahap produk itu yang penting. Sebab kita tidak tahu sepenuhnya produk-produk yang dijual di Halal Park khusus penjualan apakah produk dalam negeri, atau justru lebih banyak impor? Kita tidak tahu,” kata Azis menambahkan.

Pihaknya mendorong pemerintah untuk lebih fokus pada rantai pasok produksi produk halal secara keseluruhan. Baik dari sisi input maupun output. Menurut dia, konsep tersebut sudah dianut oleh beberapa negara tetangga yang tengah fokus menggarap industri halal lewat keberadaan Halal Park.

Karenanya, jumlah Halal Park masih harus ditambah dan disediakan khusus untuk kawasan produksi berbagai produk halal. Di sisi lain, Azis menyarankan agar Halal Park juga dijadikan tempat dan akses informasi sertifikasi halal yang terintegrasi. Hal itu untuk memacu para pelaku industri dalam negeri untuk mau melakukan sertifikasi. “Saya kira Halal Park menjadi kondisi yang bagus untuk menciptakan ekosistem industri halal,” ujar dia.

Sebagai informasi, Halal Park yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi dibangun di atas tanah seluas 21 ribu meter persegi dengan konsep akulturasi budaya Indonesia dan nilai keislaman. Pembangunan Halal Park melibatkan PT Wijaya Karya dengan menghabiskan investasi sebanyak Rp 250 miliar dan akan beroperasi penuh pada 2020 mendatang.

Halal Park yang dibangun itu, akan dijadikan sebagai pusat halal beragam sektor. Dimulai dari makanan dan minuman, fesyeng, hingga keuangan syariah. Halal Park juga diharapkan menjadi destinasi domestik maupun internasional yang menawarkan beragam aktivitas, dari mulai kegiatan jual beli, religius, hingga edukasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement