Ahad 21 Apr 2019 15:06 WIB

Kapal Khusus Ternak Jaga Kualitas Daging

Kapal khusus angkutan ternak memperhatikan prinsip animal welfare.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Dwi Murdaningsih
Kementerian Perhubungan telah memesan 100 unit kapal pendukung tol laut yang berjenis kapal perintis, kontainer, ternak dan rede untuk melayani  transportasi laut di Indonesia.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Kementerian Perhubungan telah memesan 100 unit kapal pendukung tol laut yang berjenis kapal perintis, kontainer, ternak dan rede untuk melayani transportasi laut di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan) Fini Murfiani mengatakan pengiriman sapi melalui penyelenggaran kapal khusus ternak membuat kualitas ternak dapat terjaga dari tempat asal hingga ke wilayah tujuan konsumsi.

Baca Juga

Menurutnya, pengangkutan dan pengiriman sapi selama ini melalui jalur darat dan laut. Kedua medium tersebut memiliki karakteristik berbeda dari sisi perlakuan dan prosedur. Menurutnya, penyelenggaraan kapal khusus angkutan ternak memperhatikan prinsip animal welfare karena menciptakan kondisi nyaman bagi hewan ternak dalam masa pengangkutan dan pengiriman.

“Selain itu juga, dampak kapal ternak ini juga dapat meminimalisasi penyusutan bobot ternak. Kan sering ada kasus kematian karena penanganan hewan ternak yang nggak layak di atas kapal,” kata Fini dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (21/4).

Fini menjelaskan, keberadaan kapal khusus angkutan ternak juga merupakan upaya tindak dari rekomendasi Lembaga Pengembangan (Litbang) KPK terkait perbaikan tata niaga komoditas strategis daging sapi. Menurutnya, Litbang KPK menilai pengankutan ternak antarpulau dengan kapal laut selama ini didominasi oleh beberapa pelaku usaha.

Dia menjabarkan, KPK merekomendasikan tersedianya alat angkut sapi yang dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak dan memenuhi kaidah animal welfare. Dari rekomendasi tersebut disebutkan juga mengenai dibangunnya sarana dan prasarana loading-un loading di pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan.

“Adanya kapal ternak ini dapat mengurangi waktu tempuh dan diharapkan dapat menghemat biaya,” kata dia,” kata dia.

Menurutnya, pengadaan kapal khusus angkutan ternak dilakukan oleh pemerintah termasuk pemberian subsidi biaya pengangkutan (ongkos tambang). Selain itu, kata dia, fasilitas yang tersedia di kapal khusus ternak adalah bongkar muat, asuransi, pakan dan air minum ternak selama pelayaran, dan pelayanan penanganan ternak.

Dia menjelaskan, pemanfaatan muatan balik masih belum dioptimalkan. Hal tersebut mengakibatkan biaya operasional atau tarif yang tinggi sehingga perlu pengembangan  distribusi yang melibatkan pemerintah daerah dan para pelaku usaha antarwilayah. “Harapannya kami ingin menciptakan pertumbuhan ekonomi antarwilayah dari tol laut ini,” kata dia.

Keberadaan kapal khusus ternak dapat dimanfaatkan pada arus balik untuk mengangkut bahan pakan ternak dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Biaya angkutan pakan buatan pabrik pun jika diangkut kapal ternak jauh lebih murah karena memanfaatkan arus balik dengan tarif muatan relatif murah.

Namun, kata dia, pada musim kemarau ketersediaan bahan pakan ternak di Provinsi NTT cenderung terbatas. Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut, perlu dipasok bahan pakan ternak dari daerah sumber pakan ternak. Adapun sumber bahan pakan ternak cukup melimpah di beberapa daerah di Pulau Jawa sehingga bahan pakan ternak dapat dimuat di Pelabuhan yang disinggahi kapal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement