Senin 08 Apr 2019 14:17 WIB

Fintech Dana Harus Siapkan IT Andal Lindungi Data Nasabah

Peningkatan standar enkripsi menjadi salah satu poin penting yang harus dilakukan.

Ilustrasi Fintech (financial technology)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Fintech (financial technology)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri fintech pinjaman online dinilai harus memiliki sistem informasi dan teknologi yang andal agar dapat melindungi data pribadi nasabah. Industri ini perlu mengantisipasi pencurian data dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Industri fintech pinjaman online yang saat ini berkembang pesat di Indonesia. Untuk itu harus disiapkan berbagai antisipasi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi," kata pengamat ekonomi digital dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, dalam siaran pers di Jakarta, Senin (8/4).

Baca Juga

Menurut Fithra, agar keberlangsungan industri fintech pinjaman online terus terjaga maka perlu antisipasi kemungkinan pencurian data dengan melindungi server dan data nasabah. “Peningkatan standar enkripsi menjadi salah satu poin penting yang harus segera dilakukan,” ujarnya.

Tantangan lainnya yang juga berpotensi terjadi pada industri fintech pinjaman online adalah ancaman kegagalan pembayaran. "Perlu edukasi nasabah pinjaman online agar meminjam sesuai kebutuhan dan juga memperhitungkan kemampuan membayar sesuai dengan perjanjian yang sudah disetujui bersama dengan penyedia jasa," ujarnya.

Sementara itu, Senior Vice President Corporate Affairs Uang Teman, Adrian Dosiwoda mengakui tiga tantangan yang dihadapi industri fintech pinjaman online di Indonesia. Ketiga tantangan itu ialah sistem teknologi informasi, nasabah dan rencana bisnis.

Ia menjelaskan, sebagai salah satu pemain di industri fintech, Uang Teman sudah melakukan berbagai antisipasi dan solusi menghadapi persoalan yang berpotensi merugikan industri. “Uang Teman secara rutin meng-upgrading sistem teknologi dan informasi untuk melindungi data nasabah dari potensi pencurian oleh pihak-pihak tertentu," ujar Adrian.

Selain itu, fintech ini juga mengedukasi nasabah yang meminjam melalui Uang Teman untuk melakukan pinjaman secara bertanggungjawab dan memperhitungkan kemampuan membayar saat jatuh tempo. Dengan edukasi ini angka non-performing loan (NPL) yang dimiliki Uang Teman berada pada level yang rendah dibandingkan dengan platform pinjaman online serupa.

Angka NPL Uang Teman di tahun 2018 berada pada 2,9 persen. Sedangkan sejak pada 2015-2018 rata-rata NPL Uang Teman adalah 2,1 persen dan ini merupakan yang terendah dibandingkan dengan platform serupa lainnya.

Ia mengharapkan, metode terbaik yang dimiliki oleh Uang Teman untuk mengantisipasi berbagai ancaman di industri fintech pinjaman online dapat diterapkan pelaku lainnya, sehingga dampak negatif seperti gangguan layanan dan pencurian data pribadi nasabah dapat dihindari. “Sebagai industri yang bergantung pada perkembangan teknologi informasi, maka ancaman selalu berkembang. Kami berharap langkah-langkah antisipasi yang dimiliki oleh Uang Teman dapat juga diadopsi oleh para pelaku industri fintech pinjaman online lainnya," kata Adrian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement