REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti CORE Indonesia, Piter Abdullah menilai meroketnya nilai valuasi saham Gojek menjadi diatas 10 miliar dolar AS merupakan usaha dari Gojek sendiri. Piter menilai banyaknya suntikan dana ke dalam Gojek bukan pertanda iklim investasi negara sedang baik.
Piter menjelaskan naiknya Gojek dari peringkat unicorn menjadi decacorn merupakan hasil dari upaya perusahaan yang mampu menguasai pasar Indonesia dan pasar Internasional. Hal tersebut yang membuat investor melihat adanya potensi future value terhadap Gojek.
"Saya kira naiknya Gojek menjadi decacorn tidak merefleksikan iklim investasi kita. kenaikan Gojek dari unicorn menjadi decacorn adalah hasil dari kinerja individual Gojek yg tdk hanya mampu menguasai pasar indonesia tp juga mampu masuk ke pasar international," ujar Piter saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (5/4).
Piter menjelaskan kondisi tersebutlah yang mengakibatkan para investor berani masuk ke Gojek. "Tapi itu tidak mencerminkan perbaikan iklim investasi di Indonesia secara keseluruhan," ujar Piter.
Ia juga menilai potensi yang sama bisa dikantongi oleh perusahaan rintisan lainnya. Sebab, menurut Piter saat ini, infrastruktur untuk bisa berkembang juga sudah memadai.
"Pemerintah saya kira sudah cukup menyediakan infrastruktur yg mendukung akses internet sehingga tercipta pasar dalam negeri yang sangat besar. Sekarang terpulang pada pelaku startup dalam mengembangkan kreativitas utk menciptakan startup yang punya keunikan dan keandalan dalam merebut pasar," ujar Piter.