REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki akhir musim panen raya, harga gabah anjlok hingga menyentuh angka Rp 3.500 per kilogram gabah kering panen (GKP). Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, nominal tersebut tidak sesuai dengan harga yang sempat direkomendasikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, yaitu sebesar Rp 4.070 per kilogram.
Sejalur dengan komitmen Kementerian Pertanian untuk melindungi serta mensejahterakan kaum tani di seluruh Indonesia, Menteri Andi Amran pun merekomendasikan Bulog untuk mengambil kebijakan inisiatif demi mengatasi ketidakseimbangan harga gabah di pasar.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (26/3), Mentan melihat langsung Kabupaten Karawang yang sedang panen padi. Berdasarkan hitungan sementara, luas panen padi pada Maret 2019 di Kabupaten Karawang mencapai 5.532 hektare. Kondisi panen di Karawang pun berlangsung setiap hari berkat Program Upaya Khusus Kementan dan terjadinya peningkatan luas tambah tanam.
Saat kunjungan tersebut, Mentan menerima informasi ada petani yang menjual harga gabah Rp 3.500 per kilogram GKP di Desa Mekarsari. Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menelusuri kebenaran informasi tersebut lantaran sebelumnya harga gabah mencapai Rp 5.000 per kilogram GKP. Hasilnya, ditemukan bahwa gabah di harga Rp 3.500 tersebut merupakan gabah bawon, yakni gabah dari upah kerja saat panen berupa gabah diberikan kepada yang buruh tani.
“Harga gabah Rp 3.500 per kilogram itu jenis gabah bawon. Gabah yang rebah harganya Rp 3.800 sampai Rp 3.900 per kilogram,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Hanafi. Menurut Hanafi, harga gabah yang bagus saat ini mencapai Rp 4.000 sampai Rp 4.200 per kilogram.
Hal senada disampaikan salah satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Mekarsari, Jatisari, Karawang, Slamet Sugiman. Dia mengatakan, harga gabah per 24 Maret hingga 26 Maret 2019 untuk padi Varietas Inpari 32, Inpari 33, dan Ciherang sebesar Rp 3.800 sampai Rp 3.900 per kilogram GKP untuk posisi pertanaman padi rebah.
Dengan kondisi harga gabah tersebut, Mentan Andi Amran Sulaiman meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menstabilkan harga gabah agar tidak turun drastis.
“Ini kami bawa Bulog. Ada gabah katanya lagi turun harganya Rp 3.500 per kilogram. Ini tolong dikejar. Harga gabah Rp 3.500 ini tidak boleh. Minimal kata Bapak Presiden Rp 4.070 per kilogram,” kata Amran.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menyatakan, turunnya harga gabah karena saat ini wilayah sentra produksi padi sedang melakukan panen raya. Beberapa di antaranya ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Barat ( NTB), Kalimantan Selatan, dan Lampung.
“Kondisi ini merupakan waktu yang tepat bagi Bulog untuk menyerap hasil panen petani secara maksimal. Jika tidak diserap, kasihan petani kalau harganya anjlok,” ujar Agung.
Agung berharap, serapan gabah oleh Bulog mampu menstabilkan harga pangan, baik di tingkat petani maupun konsumen. Sebagai langkah awal, Kementan sudah berupaya melakukan percepatan serapan melalui pola pendekatan dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), baik langsung maupun melalui mitra.
“Gapoktan dan mitra harus sanggup menyetorkan berapa pun yang diperlukan Bulog. Nah, sebaliknya sekarang tinggal Bulog yang harus membuka diri,” katanya.
Selain stabilisasi harga, Agung melanjutkan, posisi Bulog juga diharapkan mampu mengamankan pasokan supaya kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dengan baik.