Rabu 27 Mar 2019 18:11 WIB

Arphuin: Penyerapan Ayam Peternak Sesuai Kebutuhan Ritel

Penyerapan ayam peternak diprioritaskan di wilayah Pulau Jawa.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (Broiler) di Blitar, jawa Timur, Jumat (8/3/2019).
Foto: Antara/Irfan Anshori
Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (Broiler) di Blitar, jawa Timur, Jumat (8/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas (Arphuin) menyatakan, siap menyerap pasokan ayam hidup yang saat ini menumpuk di kandang milik peternak rakyat dan peternak mandiri. Penyerapan tersebut, sebagai upaya untuk mengatasi anjloknya harga ayam hidup di tingkat peternak.

Sekjend Arphuin, Tri Kisowo mengatakan, penyerapan akan disesuaikan dengan kebutuhan ritel modern. Sebab, rumah potong hewan memiliki keterbatasan dalam hal penyimpanan ayam yang telah dipotong. “Penyerapan tergantung daya serap dari ritel karena tidak bisa paksakan kita serap dan simpan, kita tidak bisa lakukan itu,” kata Tri saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (27/3).

Baca Juga

Tri mengatakan, pihaknya pun belum dapat memastikan berapa jumlah ayam hidup yang dapat diserap dari peternak. Namun, untuk saat ini, fokus rumah potong hewan bisa membantu para peternak yang tengah mengelami kerugian akibat anjloknya harga.

Adapun penyerapan ayam peternak diprioritaskan di wilayah Pulau Jawa. Sebab, 70 persen dari total pasokan ayam hidup domestik berasal dari peternak di wilayah Jawa. “Kita akan mencoba menghabiskan stok ayam yang tersisa di kandang-kandang peternak. Lalu kita salurkan ke ritel modern,” ujarnya.

Seperti diketahui, penyerapan oleh Arphuin difasilitasi langsung oleh Kementerian Perdagangan karena adanya tuntutan peternak agar harga ayam bisa kembali naik. Sebab, saat ini, rata-rata harga ayam hidup di peternak anjlok hingga Rp 11 ribu per kilogram. Sementara, biaya produksi saat ini sudah mencapai Rp 19.500 per kilogram.

Tri mengatakan, penyerapan untuk tahap pertama dilakukan pada tanggal 1 hingga 21 April 2019. Namun, jika harga masih rendah, tidak menutup kemungkinan Arphuin akan kembali menyerap ayam dan menyalurkannya ke ritel melalui Asosiasi Pengusaha Ritel Indoneisia (Aprindo).

“Tidak menutup kemungkinan kita akan serap lagi tahap kedua, nanti tergantung pergerakan harga,” katanya.

Menurut Tri, kapasitas potong rumah potong hewan yang tergabung dalam Arphuin sebanyak 1,5 juta ekor. Namun, kata dia, kapasitas potong yang mampu dilakukan Arphuin hanya 20 persen dari total populasi ayam yang ada. Sisanya, pemotongan hewan dilakukan oleh rumah potong mandiri yang biasanya berada di sekitar pasar tradisional.

Oleh sebab itu, kata dia, harga ayam sebetulnya dapat dikatakan dikendalikan penuh oleh mekanisma pasar saat ini. Adapun harga ayam yang akan dibeli oleh Arphuin dari peternak sebesar Rp 18 ribu per kg. Selanjutnya ritel modern akan menjual daging ayam seharga Rp 33 ribu per kg. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement