Senin 25 Mar 2019 16:58 WIB

Penjualan SR-011 di Bank Mandiri Capai Rp 1,8 Triliun

Tingginya minat investor membeli SR-011 karena imbal hasil yang menarik.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (kiri) berjabat tangan dengan Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah pada peluncuran Sukuk Negara Ritel Seri SR-011 di Jakarta, Jumat (1/3).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (kiri) berjabat tangan dengan Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah pada peluncuran Sukuk Negara Ritel Seri SR-011 di Jakarta, Jumat (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Animo masyarakat untuk membeli Sukuk Ritel seri SR-011 terbilang tinggi. Hal tersebut tercermin dari penjualannya yang laris manis di sejumlah mitra distribusi, salah satunya melalui Bank Mandiri.

Direktur Managing Directore Micro & Retail Bank Mandiri, Hery Gunardi, mengatakan animo masyarakat yang cukup tinggi membuat kuota penawaran SR-011 habis dalam waktu singkat. Bahkan, persero mengalami kelebihan permintaan. 

Baca Juga

"Pada tahap awal, pemerintah hanya memberikan kuota bagi Bank Mandiri sebesar Rp800 miliar, namun langsung habis dalam waktu kurang dari dua minggu," kata Hery saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/3). 

Setelah penjualan di tahap pertama, Bank Mandiri lalu mengajukan penambahan kuota penawaran dua kali masing-masing sebesar Rp 450 miliar dan Rp 550 miliar. Secara total, Bank Mandiri berhasil menjual Rp 1,8 triliun selama masa penawaran SR-11.

Penjualan SR-11 di Bank Mandiri mengalami oversubscribe 106 persen atau Rp 120 miliar. Sementara kuota penjualan yang diberikan pemerintah adalah sebesar Rp 1,75 triliun.

Menurut Hery, tingginya minat masyarakat yang ingin membeli SR-011 karena faktor imbal hasil yang menarik dan masih menguntungkan bagi investor. Heri juga melihat SR-11 memberikan potensi capital gain pada saat diperdagangkan mulai 10 Juni 2019.

Kondisi serupa juga terjadi di Bank Muamalat Indonesia Tbk. Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Hayunaji mengatakan capaian penjualan terpantau sangat baik. Jumlahnya naik lebih dari 100 persen dari tahun sebelumnya.

"Jadi dari sisi BMI dapat dibilang masyarakat sangat antusias," kata dia pada Republika.co.id, Jumat (22/3). Perseroan sendiri sebelumnya menargetkan kenaikan penjualan sukuk ini 50 persen dari tahun sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement