Rabu 20 Mar 2019 21:46 WIB

Batam Genjot Ekspor Pertanian

Kementan memiliki program Agro Gemilang untuk meningkatkan ekspor pertanian.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
EKSPOR JAGUNG: Hamparan bukit pertanaman komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menjelang musin panen raya, Kamis (28/2). Tahun ini, Provinsi Gorontalo menargetkan produksi jagung sebesar 1,7 juta ton sekaligus ekspor 150 ribu ton ke Filipina.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
EKSPOR JAGUNG: Hamparan bukit pertanaman komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menjelang musin panen raya, Kamis (28/2). Tahun ini, Provinsi Gorontalo menargetkan produksi jagung sebesar 1,7 juta ton sekaligus ekspor 150 ribu ton ke Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM--Berada di zona perdagangan bebas atau free trade zone (ftz), Batam bersama dengan Bintan dan Karimun terus meningkatkan ekspor produk pertaniannya. Pada awal 2019 terjadi kenaikan jumlah ekspor dibandingkan tahun lalu sebesar 24 persen.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil mengatakan, berdasarkan data dari sistem otomasi perkarantinaan di Batam, pada periode Januari - Februari 2018 terdapat ekspor 59 ribu ton atau senilai Rp 839,17 miliar, sedangkan pada periode yang sama yakni 2019 sebesar 73 ribu ton senilai Rp 936,57 miliar.

Baca Juga

"Kita dorong pertumbuhan ini dengan bersinergi," katanya saat melepas ekspor komoditas pertanian di Dermaga Utara Pelabuhan Laut Batu Ampar, Batam, Selasa (19/3).

Kementerian Pertanian bersinergi dengan pemerintah daerah di Provinsi Kepulauan Riau kali ini melepas ekspor komoditas pertanian berupa kakao dan kelapa bulat senilai Rp 47 miliar tujuan Jerman, AS, Estonia, Vietnam, Meksiko dan Malaysia.

Kegiatan tersebut adalah inisiasi dari Kementan lewat Badan Karantina Pertanian dengan programnya Agro Gemilang 2019. Tujuannya yaitu meningkatkan ekspor komoditas pertanian yang berbasis wilayah dan menambah jumlah eksportir dibidang pertanian.

"Ekspor ini harus kita ekspose, supaya masyarakat tau bahwa kita punya potensi, ini harus digarap," ujar Ali.

Ia juga menekankan pihaknya berkomitmen menjaga kualitas dan mendukung ekspor komoditas pertanian daerah agar memenuhi persyaratan  Sanitary dan Phytisanitary (SPS) negara tujuan agar tidak terjadi penolakan saat tiba di negara tujuan. Kementan akan terus bersinergi dengan daerah untuk mendorong dan meningkatkan ekspor non migas terutama sektor pertanian.

"Kita ingin ada peningkatan volume dan penambahan eksportir dan juga negara tujuan, agar nilai tambah ini bisa bermanfaat lebih banyak," ungkapnya.

Sementara itu  Kepala Karantina Pertanian Batam Suryo Irianto Putro menambahkan pada 2018 terdapat 49 komoditas asal Batam yang diekspor ke berbagai negara diantaranya ampas wangi, kakao, kelapa bulat, minyak sawit, rumput laut dan sarang burung walet.

Sebanyak 20 negara menjadi mitra dagang ekspor tersebut diantaranya AS, Angola, Bangladesh, Belanda, Brasil, Cina, Kamboja, Kanada, Mesir, Jerman, Yordania, India, Korsel, Malaysia, Meksiko, Singapura, Tanzania dan Vietnam.

"Dengan nilai total ekspor mencapai Rp 19,32 triliun," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement