Rabu 20 Mar 2019 05:22 WIB

AS Masukkan BUMN Pertambangan Venezuela ke Daftar Sanksi

Oposisi telah menguasai dua gedung milik Kemenhan Venezuela di Washington

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Nidia Zuraya
Matahari tenggelam di belakang kilang minyak di dekat El Tigre, sebuah kota di sabuk minyak Hugo Chavez Venezuela. Ekspor minyak Venezuela ke AS telah menurun secara stabil selama bertahun-tahun, turun secara tajam selama dekade terakhir karena produksinya anjlok di tengah krisis ekonomi dan politik yang panjang.
Foto: AP
Matahari tenggelam di belakang kilang minyak di dekat El Tigre, sebuah kota di sabuk minyak Hugo Chavez Venezuela. Ekspor minyak Venezuela ke AS telah menurun secara stabil selama bertahun-tahun, turun secara tajam selama dekade terakhir karena produksinya anjlok di tengah krisis ekonomi dan politik yang panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menambahkan perusahaan pertambangan milik negara Venezuela dan presidennya ke daftar sanksi yang sedang berkembang karena berupaya meningkatkan tekanan pada Presiden Nicolas Maduro. Departemen Keuangan mengatakan perusahaan penambangan emas yang dikenal sebagai Minerven dan Adrian Antonio Perdomo Mata tersebut dianggap ikut membantu menopang Maduro ketika melanggar batas tanah masyarakat adat dan berkontribusi terhadap deforestasi dan masalah lingkungan lainnya di Venezuela.

Dikutip dari AP News, Amerika juga melarang warganya untuk bertransaksi apapun dengan perusahaan atau presidennya. Amerika dan lebih dari 50 pemerintah lainnya menganggap pemilihan kembali Maduro tahun lalu sebagai tidak sah dan mendesaknya untuk mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada kepala oposisi Majelis Nasional.

Baca Juga

Maduro mengecam lawan-lawannya sebagai pembunuh dan penjahat. Sebelumnya Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido mengambil alih kendali atas tiga properti diplomatik negara itu di Amerika Serikat (AS).

Utusan pemimpin oposisi, Carlos Vecchio mengatakan, oposisi telah menguasai dua gedung milik kementerian pertahanan Venezuela di Washington dan satu gedung konsuler di New York. "Kami mengambil langkah ini untuk melestarikan aset Venezuela di negara ini," kata Vecchio, Selasa (19/3).

Vecchio menambahkan, tidak menutup kemungkinan oposisi akan mengambil alih kedutaan Venezuela di Washington. Vecchio telah menurunkan foto Presiden Maduro dan menggantinya dengan foto Guaido di gedung-gedung yang telah diambilalih.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Venezuela meminta otoritas AS segera mengambil tindakan atas pendudukan paksa tersebut. Kementerian menyebut, pengambilalihan aset secara paksa ini telah melanggar hukum internasional mengenai perlindungan properti diplomatik.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement