Senin 18 Mar 2019 08:02 WIB

Maruf Sebut 1000 Startup, Indef: Keberhasilan Startup Rendah

Maruf Amin menyebut dalam lima tahun pemerintah sudah menumbuhkan 1.000 startup

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Start-up (ilustrasi)
Foto: expertbeacon.com
Start-up (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor 01 KH Ma'ruf Amin menargetkan pertumbuhan start-up hingga 3.500 pada 2024 jika paslon nomor 01 terpilih. Dalam Debat Cawapres 2019 di Hotel Sultan Jakarta, Ahad (17/3), Ma'ruf juga memamerkan jumlah start-up yang tumbuh hingga 1.000.

"Dalam lima tahun kita sudah tumbuhkan 1.000 start-up. Padahal Iran butuh 10 tahun," kata Ma'ruf.

Baca Juga

Dia pun menjanjikan angka ini bisa meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan. Peningkatan start-up ini akan berkorelasi dengan penurunan tingkat pengangguran yang diklaim Ma'ruf telah mengalami penurunan.

Menanggapi hal ini, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Hanif Muhammad mengatakan bahwa pemerintah perlu serius dalam menangani start-up digital. "Tingkat keberhasilan start-up masih sangat rendah, sehingga perlu pendampingan yang lebih serius," ujar Hanif, Ahad (17/3) malam.

Dia menilai, program 1.000 start-up digital merupakan program yang sangat penting karena teknologi dan IT menjadi pendorong utama yang bisa membuat suatu model bisnis tumbuh dengan cepat. Bisnis ini juga berdampak besar bagi perekonomian, seperti ojek online yang menjadi gelombang besar dan menyerap tenaga kerja baik driver, merchant makanan minuman, dan lain-lain.

"Akan tetapi perlu dicatat angka 1.000 start-up digital dalam 4 tahun terakhir pada umumya adalah angka start-up yang diinkubasi," papar Hanif.

Di sisi lain, sumber daya manusia dari sisi pendidikan juga harus siap menghadapi revolusi industri 4.0. Titik tumpu perekonomian saat ini terletak pada kecepatan dalam mengembangkan teknologi dan informasi yang membutuhkan sumberdaya manusia dengan kualifikasi tinggi.

"Teknologi yang berkembang dengan begitu cepat, punya implikasi pada ketenagakerjaan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement