REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah perkembangan model investasi di era digital, deposito masih menjadi pilihan banyak orang untuk menempatkan dananya. CEO Halofina, Adjie Wicaksana, menyebutkan, keamanan merupakan faktor utama masyarakat memilih instrumen keuangan tersebut.
"Deposito itu sangat aman kalau terjadi seuatu akan dicover oleh negara. Selain itu rate dan return-nya terjamin," kata Adjie saat ditemui di Jakarta, Kamis (14/3).
Selain deposito, instrumen keuangan lainnya yang juga menjadi primadona yaitu emas dan properti. Alasannya cukup sederhana.
Menurut Adjie, kedua alat investasi itu bisa dilihat dipegang secara fisik. Dari sisi spikologis, hal tersebut sangat penting bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Di samping itu, jika dibandingkan dengan investasi surat berharga seperti obligasi atau sukuk, ketiga alat investasi tersebut masih cukup mudah dipahami. Banyak orang menghindari investasi surat berharga karena terkesan lebih rumit dan sulit dipahami.
Khusus milenial, menurut Adjie, mereka lebih berani mencoba beragam produk investasi bahkan untuk produk yang belum teregulasi seperti bitcoin dan cryptocurrency. Mereka juga lebih mudah mengomparasi berbagai produk karena terkoneksi dengan berbagai sumber informasi.
Mengingat pesatnya pertumbuhan model investasi melalui platform digital saat ini, Adjie menyarankan milenial untuk lebih dapat memahami instrumen keuangan baik resiko negatif maupun positif.