REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pemain di industri karet Indonesia, Michelin, akan berekspansi kepada industri retreading ban pesawat untuk Garuda Indonesia dan Lion Air. Sebelumnya, Michelin juga telah membeli saham produsen ban lokal PT Multistrada Arah Sarana (MASA) Tbk melalui transaksi tutup sendiri via Trimegah Sekuritas senilai Rp 6,8 triliun.
Diketahui, PT MASA mempunyai kapasitas produksi lebih dari 180 ribu ton yang terdiri atas 11 juta unit ban kendaraan penumpang roda empat, sembilan juta ban kendaraan roda dua, dan 250 ribu ban truk. Pada 2017, penjualan bersih MASA tercatat mencapai 281 juta dolar AS.
“Yang paling banyak menggunakan karet alam adalah produk ban untuk kendaraan besar berkecepatan rendah. Karena itu, untuk ban pesawat terbang akan memerlukan karet alam yang banyak,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/3).
Pemerintah, kata dia, akan mendorong peningkatan ekspor ban dan industri karet nasional yang berdaya saing. Sebelumnya diketahui, Indonesia akan membatasi ekspor karet sebanyak 98 ribu ton selama empat bulan terhitung 1 April 2019.
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan konsul karet internasional atau International Tripartite Rubber Council (ITRC) untuk mendongkrak harga karet di tingkat global. ITRC diisi dengan tiga negara produsen karet terbesar dunia yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Untuk itu, pemerintah juga kerap diminta memacu produksi dalam negeri dengan membuat barang jadi sehingga tidak selalu mengekspor bahan baku.