Rabu 13 Mar 2019 16:26 WIB

Jokowi Harap Industri Mebel Tumbuh Dua Digit

Industri mebel perlu melakukan riset dan pengembangan yang baik untuk berkembang.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kanan) meninjau pameran International Furniture Expo (IFEX) 2019 di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kanan) meninjau pameran International Furniture Expo (IFEX) 2019 di Jakarta, Rabu (13/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap industri mebel, kayu, dan rotan dapat tumbuh hingga dua digit pada tahun ini. Sebab, menurut dia, pada 2014, pertumbuhan industri ini hanya mencapai empat persen. 

Hal ini disampaikannya saat meninjau Indonesia International Furniture Expo di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/3). "Dan kita harapkan ini industri mebel, kayu, rotan, besi, bambu ini bisa ya kita harapkan bisa tumbuh dua digit. Karena tahun 2014 tumbuh hanya empat persen. Kita harapkan tahun ini, tahun depan bisa tumbuh dua digit," kata dia. 

Baca Juga

Usai meninjau pameran furnitur, Presiden menilai industri mebel saat ini lebih baik daripada sebelumnya, terutama dari sisi desain. Ia pun mengapresiasi peningkatan desain yang lebih baik tersebut.

Menurut Jokowi, untuk mengembangkan industri mebel, kayu, dan rotan diperlukan riset dan pengembangan yang baik dari sisi teknologi. Selain itu, Presiden mengaku menerima keluhan hambatan dalam menjalankan industri mebel, khususnya rotan. Salah satu yang dikeluhkan yakni sedikitnya pasokan bahan baku terutama pascagempa yang terjadi di Sulawesi Tengah. 

Hambatan yang dihadapi para pelaku industri itupun disebutnya harus dibenahi. Sehingga tak menyulitkan para pelaku untuk memproduksi berbagai furniture. Presiden pun berjanji akan membahas berbagai solusi yang diperlukan dengan para pelaku industri untuk mendukung pertumbuhan industri ini.

"Harusnya kita sebagai produsen rotan termasuk terbesar dunia ga boleh kita kejadian-kejadian seperti ini, apalagi kita kalah dengan negara lain, ga bisa," ujarnya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement