REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Petani Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap, memiliki akses langsung untuk memasok kebutuhan beras bagi masyarakat di DKI Jakarta. Pasokan beras ini dilakukan memalui kesepakatan kerjasama antara Gapoktan Sumber Makmur Kecamatan Maos dengan PT Foodstation, yang merupakan Badan Usaha Milik Daereh (BUMD) DKI Jakarta.
''Adanya kerjasama ini, difasilitasi oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto dan kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta,'' kata Kepala Perwakilan BI Purwokerto Agus Chusaini.
Menyusul kesepakatan tersebut, Gapoktan Sumber Makmur melakukan pengiriman beras produksi petani Maos, di Graha Pemuda Kota Cilacap, Rabu (6/3). Pengiriman beras ditandai dengan pemecahan kendi di depan truk pengangkut beras yang akan berangkat ke Jakarta oleh Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rahman.
Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Trisno Nugroho, berharap kerjasama ini bisa saling memberi keuntungan baik pada pihak petani maupun konsumen. ''Melalui kerjasama, rantai distribusi dan potensi permainan harga diharapkan bisa diminimalisir, sehingga petani bisa menjual produknya dengan harga yang lebih baik, sedangkan konsumen juga bisa membeli produk petani dengan harga yang lebih murah,'' katanya.
Dirut PT Foodstation Arief Prasetyo Adi, dalam kesempatan itu juga menjanjikan harga yang baik dan stabil terhadap beras yang dibeli dari Kabupaten Cilacap. ''Kami siap membeli beras Gapoktan dengan harga di atas pembelian pemerintah (HPP),'' katanya.
Dia menyebutkan, Pasar Induk Cipinang Jakarta membutuhkan pasokan beras sekitar 3.000 ton per hari. Meski suplai beras dari Cilacap belum berdampak terlalu signifikan, kerja sama ini dinilai penting karena akan mendorong petani Cilacap makin bersemangat untuk bertani karena adanya jaminan harga yang lebih baik.
Ketua Asosiasi Gapoktan Kabupaten Cilacap Sahroni, mengatakan hingga kini sudah dilakukan dua kali dari Gapoktan Sumber Makmur. Sedangkan jenis beras yang dikirimkan, terdiri dari jenis IR 64, Pandanwangi, Ciherang dan Situ Bagendit.
Wakil Bupati Syamsul Auliya Rahman, menyatakan kerjasama ini terjalin mengingat Kabupaten Cilacap pada tahun 2018 lalu mengalammi surplus beras hingga 290 ribu ton. ''Melalui kerjasama ini, kami berharap surplus ini bisa terserap ke Jakarta sehingga tingkat harga di tingkat petani tetap bisa terjaga,''' kata dia.
Namun dia juga mengingatkan agar suplai beras ke Jakarta tidak berlebihan, harus ada keseimbangan stok untuk kebutuhan pasar lokal. Hal ini mengingat banyaknya beras yang dikirim ke luar daerah, menyebabkan stok beras lokal menipis sehingga harga melonjak dan memicu inflasi.
Dalam kesempatan itu, Wabup juga menyampaikan berbagai potensi ekonomi di wilayahnya yang dapat dikerjasamakan. Antara lain, seperti produk gula semut, manggis, kopi dan cabai. ''Sejauh ini produk unggulan daerah tersebut masih mengalami kendala dalam pemasaran,'' ucap dia.