Selasa 05 Mar 2019 20:29 WIB

Kementan Gandeng Peternak Serap Jagung

Petani jagung di Blitar saat ini sedang menikmati musim panen raya jagung.

Red: EH Ismail
Panen jagung di Blitar, Jawa Timur, Selasa (5/3).
Foto: Humas Kementan.
Panen jagung di Blitar, Jawa Timur, Selasa (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak, termasuk di dalamnya petani jagung dan peternak ayam petelur (layer). Menghadapi panen raya jagung akhir-akhir ini, Kementan pun terus mensinergikan kerja sama antara petani jagung dan peternak ayam petelur.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita beranggapan, petani jagung dan peternak ayam itu ibaratnya memiliki hubungan simbiosis mutualisme, satu sama lain saling membutuhkan. I Ketut mengatakan, pemerintah selaku fasilitator akan terus menjembatani petani dan peternak untuk saling bekerja sama dan saling mendapatkan keuntungan.

“Tujuan kami datang kesini adalah untuk menjembatani kebutuhan petani dan peternak, sehingga petani bisa untung dan peternak bisa tersenyum,” kata I Ketut saat hadir pada acara Panen Raya Jagung Desa Tulungrejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (5/3).

Petani jagung di Blitar saat ini sedang menikmati musim panen raya jagung. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar, luas lahan yang dipanen pada Kecamatan Wates 3.033 hektare dengan perkiraan panen jagung sebanyak 15 ribu sampai 18 ribu ton, sedangkan di lokasi acara saat panen di Desa Tulungrejo luas panen mencapai 452 hektare dengan perkiraan panen jagung sebanyak 2.200 sampai 2.700 ton.

I Ketut menuturkan, jagung tidak saja dimanfaatkan sebagai konsumsi langsung untuk pangan, namun juga dimanfaatkan oleh industri pakan, para peternak ayam petelur (layer) serta industri benih. “Ini alasannya kenapa saya Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan ditugaskan oleh Bapak Menteri Pertanian hadir dalam acara panen jagung di sini,” ucap I Ketut Diarmita. “Karena itu, saya mengajak bapak dan ibu sekalian untuk meningkatkan produksi jagung dan meningkatkan populasi ternak,” sambung dia.

I Ketut melanjutkan, pengguna jagung terbesar di Indonesia adalah peternak dan pabrik pakan sebagai bahan pakan terutama pakan unggas. Berdasarkan data prognosa jagung 2018 Badan Ketahanan Pangan Kementan, dari total penggunaan jagung di Indonesia sebesar 15,58 juta ton, sekitar 66,1 persen atau sekitar 10,3 juta ton digunbakan industri pakan dan peternak mandiri.

“Untuk tahun 2019, kebutuhan jagung industri pakan diperkirakan sebesar 8,6 juta ton ditambah kebutuhan jagung peternak mandiri sebesar 2,9 juta ton,” ujar I Ketut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement