Senin 04 Mar 2019 18:15 WIB

Penuhi Rasio Elektrifikasi, PLN Terbitkan Global Bond

PLN akan menerbitkan global bond sebesar 1,5 miliar dolar AS.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Perusahaan Listrik Negara/PLN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Tbk (Persero) berencana menerbitkan surat utang berdenominasi dolar AS (global bond) sebesar 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 21 triliun. Direktur Keuangan PLN Sarwono mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk program pemerintah yakni rasio elektrifikasi.

“Salah satu opsi ya kita pendanaan (peningkatan rasio eletrifikasi) dan banyak sekali pertama tentu saja sesuai dengan kebutuhan kita kapan kita butuh,” ujarnya usai ‘RSM Forum Morning Briefing’ di Hotel Dharmawangsa, Senin (4/3).

Pada tahun lalu, rasio elektrifikasi telah mencapai 98,3 persen. Pemerintah menargetkan bisa meningkat hingga 99,9 persen pada akhir tahun ini. Sarwono menambahkan rencana penerbitan surat utang tersebut akan dilakukan pada semester I 2019.

“Saya kira pertengahan tahun ini, Insyaallah. Nanti seperti tahun lalu kita ancang-ancang pertengahan tahun akhirnya Oktober,” ujarnya.

Dia mengungkapkan ada dua pertimbangan untuk menerbitkan global bond. Pertama, menyesuaikan kebutuhan PLN dan kedua melihat situasi pasar.

“Kapannya akan kita lihat situasi pasar dan kebutuhan sekarang masih pakai internal financing,” ucapnya.

Di sisi lain, hingga Maret 2019 BUMN listrik ini belum menyampaikan laporan keuangan. Menurut Sarwono laporan keuangan PLN masih dalam proses audit.

“Ini kan masih audit ya tapi Insyaallah seperti halnya yang kami sampaikkan pada kuartal tiga,” katanya.

Pada laporan kuartal III 2018, PLN mencatakan kerugian Rp 18,5 triliun. Sarwono mengakui perseroan mengalami peningkatan beban produksi akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Namun, Sarwono menyakini perseroan akan mencetak laba untuk kinerja 2018.

“Secara personal bagus tapi ada kurs itu kan kebutuhan yang masih belum nyata ketika kurs menjadi bagus kan jadi bagus juga kita menunggu audit, semoga bulan ini selesai,” kata Sarwono.

Sarwono menambahkan perseroan telah melakukan efisiensi operasional guna mengecilkan beban operasional. Efisiensi selalu dilakukan, efisiensi operasional.

"Konsumsi energi bagaimana setiap satu kw output berapa energi yang kita pakai, makin dikit yang kita pakai kan makin efisien,” ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement