REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan, saat ini kebutuhan jagung domestik sudah dapat dipenuhi dan Indonesia sudah dapat mengekspor 372 ribu ton jagung. Dengan melakukan peningkatan produksi jagung, dia mengklaim pemerintah telah menghemat devisa sekitar Rp 31 triliun.
Dalam prosesi panen jagung di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Senin (25/2) kemarin, Amran mengajak kepada pemangku jabatan dan para petani untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian jagung. Hal ini dilakukan agar Indonesia dapat mencukupi kebutuhan pangan hingga 500 juta sampai satu miliar penduduknya di masa depan.
“Hal ini akan kita kawal terus sampai seterusnya,” katanya.
Pihaknya juga menginstruksikan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan penyerapan hasil panen petani. Dengan menyerap hasil panen jagung tersebut, kata dia, Bulog dapat menyiapkan buffer stock atau persediaan ekstra yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila terjadi kekurangan pasokan di pasar.
Selain Bulog, Amran juga menyoroti perusahaan jagung yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) untuk ikut serta menyerap hasil panen petani. Menurutnya, GPMT diharapkan dapat mengambil pasokan jagung dari para petani yang dinilai memiliki kualitas yang sangat bagus.
Ketua Dewan Pembina GPMT Sudirman menilai, kualitas jagung pakan ternak lokal lebih bagus ketimbang jagung pakan ternak impor. Alasannya, kata dia, jagung lokal lebih fresh karena tidak disimpan lama.
Kendati demikian, kualitas jagung lokal tersebut harus dibarengi dengan pengeringan yang sempurna agar kadar air dalam jagung dapat berkurang sehingga dapat meningkatkan kualitas pakan ternak saat melalui proses pengolahan.
“Kalau soal harga, perbedaannya hanya tipis saja. Yang penting itu di kami (GPMT), kualitas jagungnya jadi utama,” kata Sudirman.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan kepada petani jagung terkait apapun yang dibutuhkan. Hal itu guna meningkatkan produktivitas komoditas jagung agar dapat mencukupi skala nasional.
“Bahkan Pak Menteri juga sangat optimistis ke depannya kita mampu untuk ekspor jagung,” katanya.
Menurutnya, beberapa kebutuhan petani seperti alsintan, benih, dan pupuk sudah diupayakan pemerintah. Kementan juga siap menyediakan benih jagung hibrida untuk area lahan seluas 7.500 hektare.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikutura, dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut, pada 2019 Kementan telah memberikan 66 unit alsintan yang terdiri dari 10 unit delapan unit power thresher, delapan unit power thresher multiguna, satu unit pengering sinar ultraviolet (UV), satu paket jagung UPH, traktor roda dua, dan dua unit rice transplanter.