Sabtu 23 Feb 2019 12:54 WIB

Freeport Berdayakan Nelayan Mimika

Setelah adanya pendampingan hasil tangkapan dan budidaya para nelayan meningkat.

Pekerja memeriksa proses pengolahan biji tambang di PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Mimika, Papua.
Foto: Musiron/Republika
Pekerja memeriksa proses pengolahan biji tambang di PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Mimika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia melaksanakan berbagai program untuk memberdayakan nelayan suku Kamoro dan nelayan dari suku lain di pesisir Kabupaten Mimika melalui program pengembangan komunitas. Potensi perikanan di pesisir Kabupaten Mimika cukup tinggi, namun belum termanfaatkan secara penuh akibat kendala akses transportasi dan pasar, sarana produksi, dan rendahnya kapasitas tangkap.

Manajer Community Economic Development PT Freeport Indonesia, Yohanes Bewahan, Sabtu (23/2), mengatakan dalam melaksanakan program tersebut Freeport berkolaborasi dengan Koperasi Maria Bintang Laut (KMBL) yang bernaung di bawah Keuskupan Mimika dan Dinas Perikanan Kabupaten Mimika.

Baca Juga

Menurut dia, kolaborasi dalam memberdayakan nelayan dan penguatan industri perikanan di Kabupaten Mimika ini dilakukan secara terstruktur sejak tahun 2005. Sejumlah program yang dilaksanakan mencakup perikanan tangkap serta perikanan budi daya.

Untuk perikanan tangkap, beberapa program yang dilaksanakan meliputi pelatihan pengolahan ikan hasil tangkap sebagai bahan pangan, pelatihan perbaikan motor tempel, pelatihan pembuatan perahu nelayan menggunakan bahan fiberglass, pelatihan perbaikan jaring, serta bantuan alat tangkap nelayan. Sementara untuk perikanan budi daya, beberapa program dilaksanakan di antaranya mencakup pelatihan budi daya ikan air tawar serta pelatihan budi daya kepiting bakau.

Yohanes mengatakan dukungan yang diberikan Freeport bersifat menyeluruh, mulai dari pelatihan, bantuan alat tangkap dan sarana pendukung lainnya, hingga hal lain yang terkait dengan jaminan pasar. Juga dilakukan pelatihan perbaikan motor tempel untuk kapal-kapal nelayan serta perawatan peralatan tangkap dan budi daya ikan.

Ia mengatakan setelah beberapa tahun melakukan pendampingan, hasil tangkapan dan budi daya para nelayan telah meningkat. Rata-rata, kata dia, tangkapan puluhan nelayan yang berasal dari suku Kamoro ini ada di kisaran 1-4 ton ikan per bulan.

Sementara itu Kepala Kampung Ohotya di Mimika, Daniel, mengatakan nelayan tidak hanya dibantu untuk menangkap lebih banyak ikan. Tapi juga diajari untuk mengolah hasil tangkapan agar bisa dijual di pasar dan harganya tinggi.

"Selain itu kami juga dilatih untuk  mengelola keuangan keluarga agar kami tidak kesulitan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement