Jumat 22 Feb 2019 15:28 WIB

BBM Satu Harga Dibangun di Pulau Buru

BBM Satu Harga membantu mengakselerasi roda perekonomian masyarakat setempat.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Sejumlah anggota kepolisian menjaga sebuah SPBU milik Pertamina (ilustrasi).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Sejumlah anggota kepolisian menjaga sebuah SPBU milik Pertamina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di wilayah Pulau Buru, Provinsi Maluku, membantu mengakselerasi roda perekonomian masyarakat setempat. Kini, masyarakat Kecamatan Air Buaya Kabupaten Buru dan sekitarnya mendapatkan BBM baik Solar maupun Premium dengan harga yang jauh lebih murah, yaitu Rp 6.450 per liter untuk jenis Premium dan Rp 5.150 per liter untuk Solar.

Sebelumnya warga setempat yang mayoritas petani dan nelayan harus membeli BBM jenis Solar dengan harga sekitar Rp 10 ribu dan BBM Premium dengan harga sekitar Rp 9.000. Pemerintah sangat mengapresiasi kerja keras dan perjuangan PT Pertamina (persero) dalam merealisasikan BBM Satu Harga di daerah sulit seperti di Pulau Buru ini.

Baca Juga

"Upaya pemerataan energi melalui BBM Satu Harga merupakan usaha yang luar biasa Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) serta badan usaha pendamping agar mampu menggerakkan sektor-sektor ekonomi, termasuk di Buru yang masuk wilayah 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal), dan ini adalah BBM Satu Harga satu-satunya di Pulau Buru," kata Ego Syahrial saat meresmikan SPBU Kompak di Desa Waimangit, Kecamatan Air Buaya, Kabupaten Buru, Jumat (22/2).

Peresmian ini juga dihadiri oleh Kapolda Provinsi Maluku, Inspektur Jenderal Royke Lumowa, Bupati Kabupaten Buru, Bapak Ramly I. Umasugi, Ketua DRPD Kabupaten Buru, Bapak Iksan Tinggap, General Manager MOR VIII PT. Pertamina (Persero), Iin Febrian, Kepala Camat Air Buaya, Bapak Karim Gailea dan beberapa pejabat Pemda setempat.

Kemudahan akses juga menjadi keberkahan lain bagi masyarakat Buru. Sebelum adanya BBM Satu Harga mereka mesti menempuh lebih dari 88 Kilometer (Km) ke SPBU Namlea dan 60 Km ke APMS Lala Desa Waplau melalui jalur darat hanya demi mendapatkan BBM.

"Ini mempermudah kehidupan perekonomian masyarakat sehingga lebih baik," ungkap Ego.

Ego menyampaikan bahwa investasi BBM satu harga tersebut kecil, jika dibandingkan efek ganda ekonomi yang tercipta di suatu daerah jika mendapat pasokan BBM satu harga. "Kalau dilihat dari biaya sepertinya mahal, tapi efek ganda dengan adanya energi yang murah, akan memutar roda perekonomian lebih cepat, industri rakyat disini akan tumbuh dan berkembang, dan tentunya PT Pertamina tidak akan rugi dalam mendukung program Pemerintah ini," ujar Ego.

Bupati Buru, Ramly I. Umasugi mengharapkan kehadiran BBM Satu Harga di daerahnya dapat membuat ekonomi daerah stabil dan meningkat. "Kehadiran BBM Satu harga ini sangat-sangat membantu dua kecamatan, yaitu kecamatan Air Buaya dan Kecamatan Pena lise serta desa-desa pesisir di Buru Selatan, para nelayannya membeli BBM disini dengan harga pasti," ujar Ramly.

Ramly menambahkan dengan adanya dana desa, para petani bisa memodernisasi peralatan pertanian dan peralatan tangkap ikan sehingga bisa menaikan produksinya. "Dengan modernisasi alat pertanian dan alat tangkap sehingga memerlukan BBM untuk operasionalnya, sehingga memicu pertumbuhan ekonomi di sini," kata Ramly.

Penyediaan BBM di SPBU Kompak Kecamatan Air Buaya Kabupaten Buru yang sudah beroperasi sejak 28 September 2018 ini dipasok dari Terminal BBM Namlea sejauh kurang lebih 100 Km atau sekitar kurang lebih tiga jam jalan darat dengan alokasi perbulan sekitar 60 Kiloliter (KL) untuk Premium dan Solar sebanyak 20 KL. SPBU tersebut dan akan melayani sekitar 2.825 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 11.299 jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement