REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Transaksi Solo Great Sale (SGS) 2019 hingga saat ini mencapai Rp 300 miliar. Capaian ini mencakup sekitar 50 persen dari target Rp 600 miliar.
"Prediksi saya di minggu terakhir bulan Februari transaksinya akan lebih banyak, melihat tahun lalu trennya begitu," kata Sekretaris SGS 2019 David R Wijaya, Senin (18/2).
Ia mengatakan dari seluruh realisasi tersebut didominasi oleh jasa transportasi, di antaranya kereta api, travel, dan pesawat terbang. Menurut dia, jika dibandingkan dengan tahun lalu untuk realisasi transaksi sejauh ini hampir sama.
Meski demikian, dikatakannya, realisasi transaksi di pasar tradisional tidak begitu menggembirakan seiring dengan revitalisasi yang dilakukan di Pasar Legi sebagai pasar induk Kota Solo.
"Pasar transaksinya masih lambat, target kami Rp 30 miliar. Sampai saat ini realisasi belum sampai separuhnya," katanya.
Menurut dia, revitalisasi pasar berdampak pada tersebarnya lokasi para pedagang. Selain itu, dikatakannya, sejumlah konsumen enggan untuk menukarkan koin karena jauhnya jarak ke lokasi penukaran.
"Oleh karena itu, kami terus mendorong realisasi transaksi di pasar tradisional ini agar target bisa tercapai," katanya.
Sebelumnya, Lurah Pasar Legi Marsono mengatakan pengelola Pasar Legi bersama panitia SGS berupaya mempermudah penukaran poin SGS mengingat kondisi pasar yang belum kondusif pascakebakaran.
"Karena masih darurat kan para pedagang tidak berada di satu lokasi. Oleh karena itu, untuk mempermudah penukaran poin kami melakukan jemput bola," katanya.
Mengenai teknis jemput bola, dikatakannya, apabila ada pedagang yang lokasi lapaknya jauh dari lokasi penukaran poin, staf pasar akan langsung mendatangi lokasi pedagang untuk mempermudah proses penukaran poin transaksi.