Ahad 17 Feb 2019 23:11 WIB

Pengamat: Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi Grasah-grusuh

Pembangunan infrastruktur juga dinilainya kurang efisien

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hasanul Rizqa
Pembangunan infrastruktur, ilustrasi
Foto: Fanny Octavianus/Antara
Pembangunan infrastruktur, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengatakan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh calon presiden petahana Joko Widodo tidak efisien. Terkait hal ini, Ketua Masyarakat Infrastruktur Indonesia Harun Alrasyid Lubis mengatakan hal itu antara lain disebabkan adanya penunjukan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), alih-alih melibatkan swasta.

Menurut Harun Alrasyid, seharusnya pembangunan infrastruktur dilakukan melalui proses tender. Hal itu supaya terjadi kompetisi yang sehat.

"Khususnya yang infrastruktur lewat Perpres (peraturan presiden), penunjukan BUMN. (Sebagai contoh) LRT karena tidak ada kompetisi atau tender, jadi harga menjadi tidak kompetitif," ujar Harun Alrasyid Lubis kepada Republika.co.id, Ahad (17/2).

Dia menambahkan, pemerintah pada masa mendatang hendaknya memperbaiki sistem tender dalam berbagai pembangunan infrastruktur. Melalui sistem tender yang baik, maka dapat memberikan harga yang lebih baik, sehingga cenderung menghemat dari sisi pembiayaan.

"Tapi kan kemarin grasah-grusuh, mau cepat, akhirnya memang menyisakan risiko," kata Harun kemudian.

DItegaskannya, pembangunan infrastruktur harus diperhitungkan secara hati-hati supaya bisa dilakukan secara berkelanjutan. Mesti ada pula Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas, mulai dari aspek perencanaan hingga pelaksanaan di lapangan, untuk kemudian pemeliharaan.

Di satu sisi, pembangunan infrastruktur memang penting untuk Indonesia bila ingin menjadi negara maju. Namun, perlu target yang realistis. Menurut dia, saat ini ada 225 daftar proyek pembangunan infrastruktur. Jumlah itu dinilainya menandakan pemerintah saat ini terlalu ambisius.

Baca juga: 'Infrastruktur Harus untuk Rakyat, Bukan Sebaliknya'

Sebelumnya, penantang kubu pejawat mengkritik pembangunan infrastruktur pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan Prabowo Subianto dalam kesempatan debat Pilpres 2019 putaran kedua, Ahad (17/2) malam.

Menurut calon presiden (capres) nomor urut 02 itu, infrastruktur harus dibangun demi kepentingan rakyat. Oleh karena itu, dia menggarisbawahi pentingnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

"Banyak infrastruktur yang dikerjakan, dilaksanakan dengan grasah-grusuh. Tanpa feasibility study yang benar dan ini mengakibatkan banyak proyek infrastruktur yang tidak efisien, yang rugi, bahkan sangat sulit untuk dibayar," papar Prabowo di hadapan Jokowi dalam acara debat di The Sultan Hotel, Jakarta, Ahad (17/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement