REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari kemarin nilai total impor negara mengalami penurunan sebesar 1,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Nilai impor pada januari 2019 tercatat sebesar 15,03 miliar dolar AS.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, tak hanya secara tahun ke tahun, jika dibandingkan Desember 2018 nilai impor ini juga turun 2,9 persen. Pada Desember tercatat nilai impor sebesar 5,35 miliar dolar AS.
"Impor secara nilai dan volume memang turun pada Januari kemarin," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jumat (15/2).
Suhariyanto juga menjelaskan ada banyak faktor yang mempengaruhi penurunan nilai impor ini. Ia menjelaskan penurunan nilai impor dipengaruhi oleh penurunan impor minyak dan gas (migas).
Impor migas tercatat turun sebesar 16,58 persen dari 2,03 miliar dolar AS pada Desember 2018 menjadi 1,67 miliar dolar AS pada Januari 2019. Sayangnya, hanya impor migas saja yang turun. Untuk impor nonmigas tidak mengalami perubahan.
"Yang menyebabkan penurunan impor adalah sektor migas yang turun tajam, sementara nonmigas penurunannya sangat tipis, lebih ke stagnan," ujar Suhariyanto.
Komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan impor terbesar yakni, bahan kimia organik 119,5 juta dolar AS, plastik dan barang dari plastik 94,4 juta dolar AS, besi dan baja 75,9 juta dolar AS, kendaraan dan bagiannya 65,1 juta dolar AS, serta perhiasan/permata 64,4 juta dolar AS.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan impor terendah yakni buah-buahan sebesar 78 juta dolar AS, kapal laut dan bangunan terapung 101,7 juta dolar AS, gula dan kembang gula 113,8 juta dolar AS, sayuran 122,2 juta dolar AS, serta mesin-mesin/pesawat mekanik 212,2 juta dolar AS.
Dia menjelaskan, pada Januari 2019 terjadi penurunan impor barang konsumsi sebesar 16,75 persen. Hal ini didorong tingkat konsumsi masyarakat tak lagi sebesar Desember 2018, sebab ada masa liburan akhir tahun dan hari raya Natal.