Selasa 12 Feb 2019 07:17 WIB

Harga Minyak Turun Tertekan Kenaikan Jumlah Rig AS

Jumlah yang saat ini beroperasi mencapai 854 rig.

Ilustrasi kilang minyak
Foto: AP
Ilustrasi kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Senin (11/2), karena peningkatan aktivitas pengeboran minyak AS dan kekhawatiran permintaan energi membebani pasar.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 0,31 dolar AS menjadi menetap pada 52,41 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman April, turun 0,59 dolar AS menjadi ditutup pada 61,51 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Di Amerika Serikat, perusahaan-persahaan energi pekan lalu meningkatkan jumlah rig minyak yang beroperasi untuk kedua kalinya dalam tiga minggu. Perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan tujuh rig minyak dalam seminggu yang berakhir 8 Februari, sehingga jumlah rig yang beroperasi menjadi 854 rig. 

Hal ini menunjukkan kenaikan lebih lanjut dalam produksi minyak mentah AS, yang sudah mencapai rekor 11,9 juta barel per hari (bph). Dibandingkan setahun lalu, jumlah rig pengeboran aktif di Amerika Serikat meningkat empat rig menjadi 1.049 rig, atau 74 lebih banyak dari periode yang sama tahun lalu.

Para pedagang juga resah atas tanda-tanda kenaikan produksi minyak AS dan meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan permintaan energi yang dipicu oleh melemahnya ekonomi global. Komisi Eropa memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi zona euro pada 2019 dan 2020 dalam laporan terbarunya, menyalakan kembali kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.

Sementara itu, dolar AS yang lebih kuat juga membuat harga komoditas dalam mata uang lainnya kurang menarik bagi para investor. Dolar AS naik pada akhir perdagangan Senin (11/2). Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,44 persen menjadi 97,0608 pada pukul 15.00 waktu setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement