Senin 11 Feb 2019 20:09 WIB

Harga Premium Turun, Pertamina Jamin Pasokan

Tidak semua SPBU Pertamina menyediakan Premium.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
SPBU Pertamina
Foto: Republika/Wihdan
SPBU Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan pemerintah menurunkan harga bahan bakar baik non subsidi maupun menurunkan harga Premium merupakan langkah yang wajar di tengah kondisi harga minyak dunia yang memang sedang anjlok. Meski penurunan Premium tidak signifikan apalagi hanya terjadi di Jawa Madura dan Bali, namun Pertamina menjaminan pasokan ketersediaan Premium.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, berkomitmen bahwa Pertamina akan tetap menjaga pasokan Premium di seluruh Indonesia. Meski memang diakui Nicke tidak semua SPBU Pertamina menyediakan Premium.

"Kalau seluruh SPBU Pertamina 4.000-an jual Premium kok, 80 persen. Kalau ada kelangkaan nanti kita tindak lanjuti. Nggak ada kebijakan pengurangan dan penghilangan Premium," ujar Nicke, Senin (11/2).

Nicke menjelaskan selama setahun Pertamina mendapatkan kuota untuk menyalurkan Premium sebesar 10,5 juta kiloliter pada 2019 ini. Angka ini sama dengan jumlah kuota pada 2018 lalu.

"Kalau memang ada kelangkaan, laporkan saja. Nanti kami siapkan pasokannya," ujar Nicke.

Meski dinilai berdampak yang tidak signifikan, namun bagi dunia usaha, penurunan harga BBM sedikit banyak akan berpengaruh. Sebab, dunia usaha sangat terpengaruh jika ada gejolak harga meski hanya Rp 100 per liter.

Ketua Kadin Bidang Energi, Bobby Gofur menjelaskan dari dunia usaha sendiri penurunan harga BBM sangat berpengaruh pada dunia usaha. Karena kerap kali dunia usaha memakai bahan bakar dengan jumlah yang banyak.

"Ya memang mayoritas kami kalau bicara industri pasti hubungannya dengan Solar. Sayangnya Solar kan nggak bergerak harganya. Namun Premium turun Rp 100 di jawa, cukup signifikan kalau untuk dunia usaha," ujar Bobby saat dihubungi Republika.co.id, Senin (11/2).

Bobby menjelaskan salah satu dampak dengan turunnya harga Premium maupun Pertamax sangat berdampak pada ongkos operasional dunia usaha. Bobby juga berharap dengan adanya formula baru penentuan harga BBM bisa membuat iklim dunia usaha menjadi lebih pasti dan tidak ada monopoli harga.

"Namun, dari sisi operasional tentu ini sangat baik untuk kami. Karena Premium dan Pertamax turun. Kami sih selaku pengusaha mendukung saja format baru perhitungan harga ini. Menjaga daya beli masyarakat dan menciptakan iklim usaha yang fair," ujar Bobby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement