REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) optimistis dapat menjangkau target 3.000 nasabah tabungan haji hingga akhir 2019. Sebab, sejak resmi diluncurkan pada kuartal keempat 2018, total Tabungan Haji Bank Danamon mencapai lebih dari 1.700 rekening yang terdiri dari Rekening Tabungan Jamaah Haji (RJTH) dan Tabungan Rencana Haji (TRH).
Direktur Syariah Bank Danamon Herry Hykmanto menjelaskan, optimisme tersebut dikarenakan peluang yang masih besar dalam keuangan syariah. "Segmen ini belum tergarap dengan baik di tengah dominasi umat Muslim di Indonesia," tuturnya dalam acara silaturahmi di Menara Bank Danamon, Jakarta, Jumat (8/2).
Sampai bulan Januari 2019, tercatat ada lebih dari 4 juta calon jamaah haji dari Indonesia dengan masa tunggu yang beragam. Jumlah peserta haji di Indonesia masih tergolong rendah apabila dibanding dengan total populasi sekitar 260 juta jiwa, di mana 87 persen di antaranya adalah muslim.
Dari 1.700 rekening tabungan haji yang sudah terdaftar, Herry mengatakan, sekitar 50 persen di antaranya sudah membayar penuh biaya pendaftaran, yakni Rp 25 juta. "Sisanya masih membayar sesuai kemampuan masing-masing," ucapnya tanpa menyebutkan nilai tabungan haji yang sudah tercatat di Danamon.
Menurut Herry, pihaknya tidak ingin menentukan target dalam bentuk nominal tabungan haji. Ia menyampaikan, melalui keberadaan tabungan haji ini, masyarakat dapat menyadari bahwa mendaftar haji dapat dilakukan dengan mudah. Oleh karena itu, pihaknya fokus pada program yang memungkinkan nasabah untuk mendaftar di mana saja dan kapanpun.
Saat ini, Herry mengakui, sebagian besar proses pendaftaran masih harus dilakukan secara konvensional di lebih dari 400 cabang Danamon. Sebab, pengecekan dokumen dalam bentuk berkas masih dibutuhkan. Tapi, seiring perkembangan teknologi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi digitalisasi di semua proses.
Dari sisi calon nasabah, Herry menuturkan, Danamon terus berupaya untuk memperluas jaringan. Di antaranya dengan menggaet Adira Finance Syariah yang sudah memiliki banyak nasabah di berbagai daerah di Indonesia. "Mereka pasti ada keinginan untuk naik haji. Kami coba ajak mereka sesegera mungkin untuk membuka tabungan (haji)," ujarnya.
Program kerja sama Danamon dengan Adira ditargetkan dapat dirilis jelang Ramadhan tahun ini. Selain itu, Herry menambahkan, pihaknya juga akan menjalin dengan mitra lain. Khususnya, nasabah korporasi dengan banyak pegawai Muslim yang menjadi pasar utama tabungan haji danamon.
Herry menuturkan, Danamon melalui Unit Usaha Syariah (UUS) juga akan membuat paket syariah all-in-one. Selain tabungan haji, nasabah dapat mengikuti program KPR syariah dan asuransi syariah. "Jadi, seperti paket lengkap," ucapnya.
Syariah Funding Product Danamon Dwi Rachmawaty Suryany (Any) mengatakan, salah satu kendala masyarakat terkait haji saat ini adalah masalah kesiapan finansial yang belum menjadi prioritas. Oleh karena itu, edukasi untuk meningkatkan pemahaman atau literasi dalam hal keuangan di tengah masyarakat secara berkesinambungan menjadi prioritas Danamon.
Komponen utama pembiayaan tersebut adalah ongkos naik haji yang harus dibayarkan saat mendaftar haji pertama kali. Menurut catatannya, Any mengatakan, ongkos naik haji pada 2019 sudah mencapai Rp 35.235.602, tidak berbeda dengan tahun lalu, yaitu Rp 35.790.982. "Itu dengan rata-rata masa tunggu di atas 15 tahun," ucapnya.
Any menekankan, haji menjadi salah satu tujuan keuangan yang penting bagi umat Muslim. Oleh karena itu, perencanaan harus dilakukan dengan baik dan dapat dimulai sejak seseorang memiliki penghasilan. Salah satu cara terbaik adalah menyisihkan penghasilan secara berkala agar tidak terasa berat, termasuk dengan menggunakan produk perbankan seperti tabungan haji.