REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menilai posisi Indonesia diuntungkan dengan kondisi perekonomian global saat ini. Kondisi global yang dimaksud Luhut adalah adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina.
"Tidak terlalu banyak berdampak, malah lebih diuntungkan karena relokasi industri akan datang ke Indonesia," kata Luhut Panjaitan di Surabaya, Kamis (7/2).
Menurut dia, perang dagang antara AS dan Cina itu terjadi pada saat AS memberikan keleluasan kepada Cina untuk berkembang dengan harapan keluar dari komunisme. Namun, lanjut dia, Cina memanfaatkan itu untuk membangun negaranya dengan baik yang pada akhirnya secara perekonomian bisa mendekati kemajuan yang ada di AS.
Luhut mengatakan teknologi Cina berkembang begitu cepat karena selama ini tidak pernah mengeluarkan biaya untuk keperluan perang terbuka, seperti halnya yang dilakukan Amerika saat ini.
"Begitu juga kita tidak mau bikin angkatan perang hebat karena perkiraan intelijen bahwa untuk perang terbuka, 15 atau 20 tahun ke depan tidak terjadi di Indonesia. Saat ini kita lebih pada konsolidasi ekonomi. Tapi kita tetap memperkuat operasi-operasi militer agar Indonesia stabil," ujarnya.
Luhut mengatakan salah satu yang mengakibatkan perekonomian di Cina semakin berkembang pesat salah satunya karena peran dari usaha mikro kecil menengah (UMKM). "Jadi kita belajar juga dari sana (Cina)," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, sebagaimana pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia tidak pernah berkiblat ke Amerika Serikat maupun Cina. "Kita suatu negara yang terlalu besar untuk bisa dibawa ke kiri dan ke kanan," katanya.
Indonesia, menurut Luhut, sudah diramalkan dalam forum-forum ekonomi dunia akan masuk negara yang ekonomi terbesar keempat dunia pada 2030, 2035 dan 2040. "Saya rasa lebih cepat dari itu," katanya.