REPUBLIKA.CO.ID, TANGGAMUS -- Bawang putih dikenal sebagai tanaman yang tumbuh subur di daerah dataran tinggi. Selama ini sentra produksinya terkonsentrasi di beberapa daerah seperti Lombok Timur, Temanggung, Magelang, Tegal dan Karanganyar. Program swasembada bawang putih yang digaungkan pemerintah berhasil membangkitkan kembali puluhan sentra produksi setelah lebih dari 20 tahun mati suri. Salah satu lokasi target adalah Kabupaten Tanggamus, Lampung.
"2018 lalu kami coba alokasikan 20 hektare bawang putih di Tanggamus. Ternyata pertumbuhannya bagus selama dua bulan tanam ini. Petani juga sangat antusias. Seluruh hasil panennya akan dijadikan benih untuk ditanam 2019 ini. Kita naikkan alokasi tanam bawang putih tahun ini menjadi 50 hektare," kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan, Prihasto Setyanto, saat mengunjungi Desa Talang Jawa, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Kamis (31/1).
Prihasto merekomendasikan benih bawang putih varietas great black leaf (GBL) asal Taiwan. Benih ini bisa ditanam di Indonesia karena terbukti bisa tumbuh dan berumbi. "Tapi tetap harus hati-hati dan selektif. Kalau mau beli benih GBL harus memilih yang bagus. Impor benih yang panjang dan proses rantai dingin penyimpanan benih sejak dari Taiwan hingga masuk ke Indonesia rentan terhadap kerusakan. Perlu penanganan hati-hati, jangan terlalu lama disimpan."
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus, Hasanudin mengatakan, wilayah Tanggamus terbukti cocok ditanam bawang putih. Wilayah dengan ketinggian di atas 1000 m dpl di kawasan Gunung Tanggamus masih sangat luas.
“Cocok untuk bawang putih dan sayuran lainnya. Silakan kalau ada investor atau importir yang mau tanam bawang putih disini, kami siap memfasilitasi," ujar Hasanudin, turut mendampingi kunjungan kerja tersebut.
Salah seorang anggota kelompok tani Bina Sejahtera Desa Talang Jawa, Jiman mengaku dirinya bersama anggota lain senang menanam bawang putih karena prospeknya baik dan menguntungkan. Dirinya menanam bawang putih varietas GBL bantuan APBN tahun 2018. "Bapak moyang kami sebenarnya sudah pernah tanam bawang putih tahun 1980 an. Sekarang kami ingin buktikan bahwa daerah ini memang cocok ditanam bawang putih," tuturnya.
Jiman dan para petani sangat mengharapkan adanya pembinaan dari pemerintah terkait budidaya bawang putih yang baik dan benar. "Program tanam bawang putih sebaiknya dibarengi dengan sosialisasi tatacara budidaya dan penanggulangan penyakit," kata dia.
Sementara itu Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) setempat, Karsono mengingatkan, petani waspada terhadap risiko serangan penyakit bawang putih. Makin luas areal tanam, risiko penyebaran organisme pengganggu tumbuhan (OPT) makin meningkat.
"Terkait pengetahuan OPT ini, para petani di Tanggamus masih perlu di dampingi. Terus terang SDM petugas POPT di Tanggamus masih sangat terbatas, hanya ada enam orang. Saya berharap pemerintah bisa memfasilitasi keterbatasan petugas ini," pungkas Karsono.