REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola tol didorong untuk melakukan kerja sama dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatkan kerja sama tersebut terutama untuk menjadi tenant-tenant yang mengisi rest area di jalan tol.
“Konsepnya nanti akan bekerja sama dengan UMKM lokal, supaya jalan tol ini benar-benar memberi manfaat untuk perekonomian masyarakat sekitar,” kata Rini, Kamis (31/1).
Mengenai hal tersebut, Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan sebanyak 70 persen tenant di tempat peristirahatan pada ruas Tol Bakter diisi oleh UMKM unggulan. Terutama, kata dia, UMKM di sekitar wilayah Provinsi Lampung.
Tak hanya itu, Bintang memastikan Hutama Karya juga menyediakan sarana pelayanan lalu-lintas yang lengkap seperti Patroli Jalan Raya (PJR), mobil derek, ambulans, hingga mobil rescue. "Ini untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan pengendara," tutur Bintang.
Baca juga, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Siap Beroperasi
Terdapat lima area istirahat di sepanjang tol tersebut. Rest area di tol itu terletak di STA 20+700 di antara SS Bakauheni dan SS Kalianda, kemudian di STA 33+100 di antara SS Kalianda dan SS Sidomulyo, dilanjut di STA 49+750 dan STA 67+800 di antara SS Sidomulyo dan SS Lematang, lalu di STA 87+000 antara SS Kotabaru dan SS Branti, dan terakhir di STA 115+000 antara SS Metro dan SS Gunung Sugih.
Sebelumnya, Rini memastikan memastikan proyek Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar segara beroperasi. Tol yang digarap PT Hutama Karya tersebut menurut Rini perkembangannya cukup positif.
Pembangunan jalan tol Trans Sumatera Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar dibuat dengan biaya investasi sebesar Rp 16,8 triliun. Dana rersebut dipenuhi dengan cara 52 persen ekuitas melalui PMN sebesar Rp 2,217 triliun dan obligasi yang diterbitkan Hutama Karya sebesar Rp 6,5 triliun.
Sisanya sebanyak 48 persen dipenuhi dengan pinjaman melalui pinjaman dari tujuh sindikasi perbankan. Ketujuh bank tersebut yaitu Bank Mandiri, BNI, BCA, CIMB Niaga, Maybank, Bank Permata, dan Bank ICBC sebesar Rp. 8,067 triliun.