Rabu 30 Jan 2019 14:36 WIB

Investasi Dalam Negeri Berpotensi Dikembangkan

Ada tiga sektor yang investasinya dapat dikembangkan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (tengah) bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong
Foto: Melisa Riska Putri/Republika
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (tengah) bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memburuknya iklim investasi global membawa dampak secara signifikan bagi perkembangan investasi di dalam negeri. Hal ini terlihat dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada 2018 yang mengalami kemrosotan sebesar 8,8 persen. Namun, kondisi ini mestinya tidak membuat negara larut, sebab meski investasi asing merosot, potensi investasi dalam negeri menunjukan pertumbuhan yang baik.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong menjelaskan pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh secara sehat pada 2018 kemarin yang mengalami kenaikan sebesar 25,3 persen. Potensi ini masih bisa dikembangkan di 2019 ini.

"PMDN sebagaimana semua bisa lihat, PMDN tumbuh sangat sehat dan berhasil mengkompensasi penurunanan PMA," ujar Thomas di Kantor BKPM, Rabu (30/1).

Baca juga, BKPM Prediksi 2019 Investasi Dunia Mulai Membaik

Thomas menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat investasi dalam negeri menarik untuk dikembangkan. Pertama, faktor pelemahan rupiah membuat banyak pihak kemudian mengalihkan uangnya untuk melakukan kegiatan ekonomi di dalam negeri. Tingginya peredaran uang didalam negeri bisa menjadi potensi untuk pengembangan.

Ada tiga sektor, kata Thomas, yang bisa dikembangkan. Pertama, dominasi investasi di sektor properti. Properti tumbuh karena dua sektor yaitu e-commerce dan pariwisata tumbuh baik di dalam negeri saat ini.

"E-commerce ini dampak multi investasinya banyak: Mereka memeperluas karyawan mereka. mereka butuh kantor. Itu juga investasi di aspek logisitik seperti pergudangan. Ketiga, pariwisata akan dorong investasi perhotelan dan kawasan wisata," ujar Thomas.

Saat ia sempat bertemu dengan Walikota Surabaya, Tri Risma Harini yang menjelaskan bahwa okupansi hotel di Surabaya sudah hampir mencapai 90 persen. Juga soal pertumbuhan retribusi dan perpajakan yang tumbuh hingga 20 persen per tahun.

"Itu contoh, dimana sektor wisata seperti perhotelan benar-benar berkembang," ujar Thomas.

Tercatat, Total realisasi investasi PMDN tahun 2018 mencapai Rp 328,6 triliun. Investasi ini menunjukkan peningkatan sebesar 25,3 persen, dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 262,3 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement