Senin 28 Jan 2019 11:10 WIB

Menkop Yakin Sektor Produktif Banyak Serap KUR 2019

Pemerintah menaikkkan plafon KUR 2019 menjadi Rp 140 triliun.

Perajin menyelesaikan pembuatan dompet di Warunggunung, Lebak, Banten, Ahad (16/12). Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM menetapkan plafon kredit usaha rakyat (KUR) untuk 2019 mencapai Rp 140 triliun.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Perajin menyelesaikan pembuatan dompet di Warunggunung, Lebak, Banten, Ahad (16/12). Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM menetapkan plafon kredit usaha rakyat (KUR) untuk 2019 mencapai Rp 140 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI--Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini banyak menyasar sektor produktif. Tahun ini sebanyak 60 persen disalurkan ke sektor produktif tersebut.

"Saya optimis KUR produktif akan  banyak diserap UKM," kata Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga saat melakukan kunjungan ke sejumlah UKM penerima KUR di desa Sumber Sewu, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi Jatim, Ahad (27/1).

Pemerintah menaikkkan plafon KUR 2019 menjadi Rp 140 triliun atau naik dibandingkan plafon KUR 2018 yang Rp 123,8 triliun. Alokasi untuk KUR sektor produktif juga dinaikkan menjadi 60 persen di 2019 dibanding 2018 yakni 50 persen.

Salah satu penerima KUR di Kabupaten  Banyuwangi adalah UKM 'Rocky Craft', produsen kap lampu hias berbahan kulit kerang. Zainur Rasid menjelaskan, usaha yang digelutinya sudah mampu menembus pasar Jerman.

Usaha kap lampu hias di Banyuwangi ini dalam sehari mampu memproduksi 60 hingga 70 kap lampu dengan harga sekitar Rp 300 ribu per buah. Ekspor dikirim tiap dua bulan sekali dan sebulannya omset yang dihasilkan sebesar Rp 500 juta. Usahanya ini telah menerima KUR Rp 500 juta dari BRI. 

Pengusaha lainnya adalah Sudiaman. Pengusaha petis inu menerima KUR senilai Rp 500 juta dari BNI. Dalam satu hari, ia mampu memproduksi petis sebanyak lima kuintal.

Dengan 12 tenaga kerja tetap, usaha petis Sudiaman mampu menghasilkan  omzet penjualan Rp 10 juta per hari. Sementara pemasarannya sudah di tersebar ke sejumlah kota di Jawa Timur seperti Malang, Surabaya dan Jember.

Sudiaman menjelaskan, KUR sebesar Rp 500 juta itu nantinya digunakan untuk memperbesar kapasitas diversifikasi usaha produksi gula tebu.

"Banyuwangi ini banyak lahan tebu sementara kebutuhan pasar akan gula tebu masih kurang," kata dia. 

Saat ini produksi gula tebu miliknya mencapai tujuh kuintal per hari dengan harga Rp 540 ribu per kuintalnya. Produksi itu dihasilkan dari tujuh ton tebu yang ia beli dari tebu rakyat. 

"Untuk tiap satu ton tebu bisa menghasilkan satu kuintal tebu, artinya hanya 10 persen saja dari bahan baku untuk sampai pada produk akhir berupa tebu gula," kata dia.

Sementara itu Wakiil Kepala Cabang BNI Banyuwangi Indra Purnama mengatakan, untuk tahun 2019 pihaknya menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 120 miliar di wilayah Kabupaten Banyuwangi, atau naik dibanding tahun lalu sebesar Rp 90 miliar. 

"Memang peningkatan plafon itu menjadi tantangan bagi perbankan untuk mencari debitur baru terutama UKM sektor produksi, namun dengan kerja keras kami optimis mampu merealisasikannya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement