Jumat 25 Jan 2019 12:25 WIB

Risma: Pelabuhan Indikator Penting Perkembangan Surabaya

Gangguan yang ada di Surabaya berpengaruh pada perkembangan Indonesia Timur.

Suasana proses pemuatan gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' kedalam lumbung kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (20/1/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Suasana proses pemuatan gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' kedalam lumbung kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (20/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai pelabuhan menjadi salah satu indikator penting dalam perkembangan kemajuan di Kota Pahlawan, Jawa Timur. Pasalnya, perubahan pelabuhan akan berdampak terhadap perkembangan kota.  

"'Kota Pahlawan' selain dikenal dengan heritage, juga dikenal dengan pelabuhannya," kata Tri Rismaharini di Surabaya, Jumat (25/1).

Meskipun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak ikut mengelola pelabuhan, kata dia, pemkot berusaha memberikan aksesibilitas pada pelabuhan dan mengelola kota seefektif serta seefisien mungkin. Kota Surabaya, menurut Risma, selama ini dikenal sebagai pusat pengembangan wilayah Indonesia bagian timur. "Gangguan-gangguan yang ada di Surabaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan di Indonesia bagian timur, terutama terkait ketersediaan makanan," ujarnya.

Untuk itu, Risma menegaskan pembangunan infrastuktur jalan dan pelabuhan sangat penting dan saling berkaitan. Artinya, jika proses pengangkutan dari luar menuju pelabuhan tidak efektif, ataupun sebaliknya, maka dampaknya juga akan berpengaruh terhadap harga nilai barang atau produk. 

"Karena itu saya mencoba infrastruktur pendukung di Surabaya untuk pelabuhan tidak menggunakan tol, supaya efisien," katanya.

Di sisi lain, Risma juga menilai pembangunan infrastruktur dapat mengurangi biaya operasional perusahaan, sehingga akan berpengaruh pula terhadap harga barang ataupun produk. "Karena itu, di Surabaya kami mencoba itu, karena akan berpengaruh terhadap nilai barang," katanya.

Risma menyampaikan pula pentingnya pelabuhan terhadap perkembangan Surabaya pada saat jamuan makan malam sebagai bentuk salam perpisahan kepada para peserta delegasi konferensi Network of Affiliated Ports (INAP) ke-20 yang digelar di rumah dinas Wali Kota Surabaya Jalan Sedap Malam, Kamis, (24/1) malam. Konferensi organisasi internasional ini diselenggarakan oleh PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak dengan dukungan Pemkot Surabaya. Konferensi yang mempertemukan jaringan afiliasi pelabuhan di Asia dan Afrika itu, diselenggarakan selama dua hari, pada 23 dan 24 Januari 2019. 

Kota Surabaya kembali ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggara konferensi tahunan tersebut setelah sebelumnya menjadi tuan rumah pada tahun 1999, 2006 dan 2012. Saat ini, INAP sudah beranggotakan 10 pelabuhan yang terdiri dari sembilan negara, yaitu Cebu Port, Subic Bay dan Davao Port (Filipina), Chittagong Port (Bangladesh), Colombo Port (Sri Lanka), Dangjin Port (Korea), Transnet Port Terminal (Durban, Afrika Selatan), Kochi Prefectual Government (Jepang), Mokpo Newport Terminal (Korea), Qingdao Port (China), dan Pelabuhan Tanjung Perak (Indonesia).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement